Ilustrasi - Image from CFP
Beijing, Bolong.id - Kelompok berisiko tinggi tertular COVID-19 di Beijing, prioeitas divaksin, sebelum Tahun Baru Imlek, 12 Februari 2021, kata seorang pejabat pada konferensi pers Kamis (31/12/20).
"Sembilan kelompok dengan prioritas tinggi akan mendapatkan suntikan pertama mereka pada pertengahan Januari 2021, dan dosis kedua dua sampai empat minggu kemudian," kata Gao Xiaojun, Juru Bicara Komisi Kesehatan Kota Beijing, menambahkan bahwa orang lain akan divaksinasi sesudahnya.
"Kelompok prioritas tinggi" mencakup orang-orang yang bekerja di sektor logistik rantai dingin, inspektur bea cukai, pekerja medis, pegawai di lembaga pemerintah dan sektor layanan publik, pekerja komunitas, serta orang-orang yang perlu ke luar negeri.
Alih-alih membuat janji temu pribadi, vaksinasi akan diluncurkan atas dasar komunitas, menurut komisi kesehatan setempat.
Administrasi Produk Medis Nasional Tiongkok (China's National Medical Products Administration; NMPA) pada Rabu (30/12/20) memberikan otorisasi pasar bersyarat untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinopharm, menjadikannya vaksin pertama di negara itu untuk penggunaan masyarakat umum.
Menurut NMPA, persetujuan bersyarat hanya terjadi jika tidak tersedia pengobatan yang efektif untuk penyakit yang mengancam jiwa, dan obat untuk penyakit langka yang sangat dibutuhkan. Sementara data klinis yang ada tidak lengkap sehingga tidak memadai untuk prosedur registrasi rutin, namun hal ini mengindikasikan vaksin tersebut cukup aman untuk penggunaan darurat massal.
Meskipun rincian uji klinis tahap akhir belum dirilis, pengembang, Beijing Biological Products Institute Co, Ltd telah merilis hasil sementara uji klinis Fase-III dalam sebuah pernyataan pada Rabu (30/12/20), menunjukkan kemanjuran 79,34 persen, hasil yang memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dilansir dari CGTN, Tiongkok telah memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm pada Juli 2020. Sejauh ini, vaksin telah diberikan kepada lebih dari 60.000 orang di banyak negara, tanpa efek samping parah yang dilaporkan, Zheng Zhongwei, pejabat Komisi Kesehatan Nasional yang memimpin tim pengembangan vaksin COVID-19 Tiongkok, mengatakan pada konferensi pers bulan lalu.
"Data sedang diserahkan secara bergilir ke regulator obat untuk ditinjau," kata Zheng, menambahkan data yang relevan akan dirilis ke publik tepat waktu.
Sebelumnya pada Desember 2020, otoritas kesehatan Uni Emirat Arab (UEA) melaporkan bahwa berdasarkan uji klinis Fase-III yang dilakukan di dalam negeri, vaksin Sinopharm telah menunjukkan kemanjuran 86 persen.
Negara ini telah mulai menawarkan inokulasi COVID-19 gratis dengan vaksin ini kepada semua warga negara dan penduduk pada 25 Desember 2020, setelah mengizinkan penggunaan darurat untuk petugas kesehatan garis depan pada September 2020.
Pejabat senior negara yang juga menerima suntikan tersebut termasuk Perdana Menteri UEA Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, Menteri Luar Negeri Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan dan Wakil Perdana Menteri Sheikh Saif bin Zayed Al-Nahyan. (*)
Advertisement