Lama Baca 3 Menit

Dokter Kanker: Paru Babi Jangan Dimakan

06 August 2021, 09:21 WIB

Dokter Kanker: Paru Babi Jangan Dimakan-Image-1

Daging Babi - Image from Sohu

Beijing, Bolong.id -  Dilansir dari Sohu Health pada Selasa (3/8/2021) Paman Wu pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Ternyata dia mengidap kanker hati. Dokter mengatakan bahwa itu disebabkan Wu sering makan bagian paru babi.

Mengapa paru babi berbahaya?

1. Paru-paru babi mengandung racun. Ini mungkin karena pengolahan paru-paru babi yang tidak tepat dan mudahnya akumulasi racun untuk terjadi pada organ ini. 

Selain itu, pengujian menemukan bahwa konsentrasi ractopamine tertinggi pada babi berada di paru-paru, diikuti oleh hati, ginjal, usus, terakhir daging.

2. Paru-paru babi juga banyak mengandung bakteri dan virus, karena sama seperti paru-paru manusia kita berfungsi sebagai alat pernafasan dan menyaring udara. 

Oleh karena itu, jika babi menderita penyakit di paru-paru, alveolus sangat rentan terhadap parasit, bakteri, dan virus. Makan sembarangan dapat menyebabkan kerusakan besar pada tubuh dan bahkan menyebabkan kanker.

Dokter Kanker: Paru Babi Jangan Dimakan-Image-2

hidangan dari paru-paru babi - Image from Sohu

3. Selain itu, paru-paru babi mengandung logam berat. Paru-paru babi mudah tertutup debu dan kotoran. Logam berat dalam debu dapat menempel pada paru-paru, dan logam berat ini akan tetap berada di dalam tubuh manusia setelah dicerna dan diserap oleh tubuh manusia. Menjadi zat karsinogenik. 

Tahukah Anda siapa yang tidak cocok makan paru-paru babi? 1. Penderita darah tinggi, 2. Anak-anak, 3. Penderita pilek tidak boleh makan paru-paru babi, 4. Penderita sembelit sebaiknya makan lebih sedikit, 5. Penderita wasir tidak boleh makan banyak-banyak.

Selera dan kebiasaan makan kita akan selalu mengalami beberapa perubahan, tetapi kita harus menyesuaikannya dengan kondisi fisik kita agar tidak menyebabkan kerusakan yang tidak perlu pada tubuh. 

Setelah memahami siapa yang tidak cocok untuk memakan paru-paru babi, semoga kita bisa lebih memperhatikan kondisi fisik Anda dan makan lebih banyak makanan sehat yang sesuai dengan tubuh Anda. (*)