Lama Baca 5 Menit

Kisah Mengharukan Huang Xianglian, "Mata" dalam Perang Melawan COVID-19

30 April 2020, 14:16 WIB

Kisah Mengharukan Huang Xianglian,

Huang Xianglian yang sedang bekerja - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Huang Xianglian ( 黄向炼) selama 79 hari belum pulang ke rumah sejak dirinya bertugas di sebuah rumah sakit pada Malam Tahun Baru Imlek kemarin. Huang Xianglian ( 黄向炼) adalah seorang teknisi di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Nanxishan di Daerah Otonomi Guangxi ( 广西壮族自治区南溪山医院放射治疗科) dan telah bekerja di rumah sakit selama 10 tahun.

Pada 23 Januari 2020, Rumah Sakit COVID-19 Guilin menetapkan Rumah Sakit Nanxishan (南溪山医院) untuk mengambil perawatan terhadap kasus pasien pertama COVID-19 di Guilin. Hari itu juga merupakan hari ulang tahun istri Huang Xianglian ( 黄向炼) yang bekerja di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Guilin ( 桂林市中医院). Suami dan istri ini tidak memiliki waktu untuk merawat keluarga mereka sendiri, sampai harus mengirim anak perempuan mereka yang berusia 5 tahun kembali ke kota asal mereka dan menitipkannya kepada orang tua mereka untuk dirawat.

Keesokan harinya, Huang Xianglian (黄向炼) buru-buru mengucapkan perpisahan kepada keluarganya dan bergegas untuk bekerja dan tinggal di asrama rumah sakit. “Saya tidak pernah membayangkan kalau akan tinggal disini selama lebih dari dua bulan.” Jawabnya. Pemeriksaan CT adalah salah satu metode penting dalam mendiagnosis COVID-19. Huang Xianglian ( 黄向炼) dan keempat rekan lainnya di departemen yang sama melakukan tugas pemeriksaan CT paru-paru baik bagi kasus COVID-19 yang terkonfirmasi, pasien yang diduga demam, serta kontak dekat pasien yang terkonfirmasi, maka ia menjadi “mata” dalam perang pandemi COVID-19 ini.

Untuk menghemat bahan pelindung, Huang Xianglian ( 黄向炼) dan rekan-rekannya mengubah waktu kerja mereka dari tiga shift menjadi dua shift. “Selama 12 jam kerja, saya mengenakan jas putih dan baju pelindung. Saya tidak bisa makan tepat waktu atau minum air kapanpun sesuka hati saya.” Tuturnya. Ia juga menambahkan "Banyak pasien rawat jalan yang mengalami demam yang perlu melakukan pemeriksaan CT lebih lanjut. Pasien yang terkonfirmasi perlu melakukan analisis CT setiap dua hari. Mereka hanya menerima sekitar 10 pasien setiap hari pada hari kerja dan sekitar 80 pasien pada jam puncak setiap hari." Huang Xianglian ( 黄向炼) mengatakan bahwa saat ini, lebih dari 2600 pemeriksaan CT telah dilakukan di Departemen tempat ia bekerja.

Huang Xianglian ( 黄向炼) mengatakan bahwa setiap kali mereka memeriksa pasien yang terinfeksi parah, mereka juga perlu membawa pasien ke tempat perawatan. "Kami sering berkontak dekat dengan pasien yang terinfeksi parah, hingga kami juga pernah mengalami muntah akibat terpapar dari pasien yang telah didiagnosis. Ternyata risiko infeksi benar-benar nyata." 

Selain melakukan inspeksi, Huang Xianglian ( 黄向炼) juga melakukan pekerjaan ekstra seperti mengatur shift, mengatur pelatihan, memeriksa peralatan dan bekerjasama dengan departemen lain selama waktu istirahat. Mereka harus menghadapi tekanan kerja yang berat, menghadapi beberapa kolega muda, dan juga menghadapi beban psikologis, Huang Xianglian ( 黄向炼) sebagai "kakak", sering menyampaikan kepada semua orang di internet untuk memberikan semangat kepada rekan-rekannya.

Setelah pasien terakhir yang dikonfirmasi di Guilin sembuh dan dipulangkan pada 11 Maret 2020, rumah sakit pun mengorganisir staf medis untuk bergiliran mengisolasi dan mengamati keadaan. "Sudah lama saya tidak bertemu dengan keluarga. Saya berharap secepatnya bisa mengajak orang tua, istri, dan anak-anak untuk jalan-jalan." kata Huang Xianglian (黄向炼).