Ilustrasi - Image from sohu.com
Berikut beberapa temuan dan saran yang ia sampaikan terkait COVID-19:
Tedros Adhanom, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi jinping sebelum pertemuan di Aula Besar Rakyat di Beijing, untuk penyelidikan kasus awal mula virus covid-19 di China Cina, 28 Januari 2020 - Image from Kompas.com
Pertama Liang menyebut COVID-19 mirip dengan virus corona yang muncul di kelelawar dan pangolin. Akan tetapi, hal itu belum cukup untuk memastikan bahwa dua hewan itu adalah "leluhur langsung" dari COVID-19.
"Spesies-spesies lainnya juga bisa menjadi potensi inang," tulis Xinhua seraya mengutip Liang.
Kedua, kasus pertama di Wuhan adalah pada 8 Desember 2019. Pasar seafood Huanan hanya diduga sebagai lokasi penyebaran, namun bukan sumber awal.
Ketiga, virusnya ternyata ditemukan pada tes lingkungan di Huanan setelah pasarnya ditutup, terutama pada produk aquatic. Namun, Liang berkata masih belum ada kepastian.
Dijelaskan bahwa virus corona di pasar itu bisa saja dikenalkan dari orang-orang yang sudah terinfeksi, produk rantai dingin yang terkontaminasi, dan produk hewan. "Tetapi ini masih belum jelas," tulis Xinhua.
Liang Wannian juga meminta agar tim WHO mencari sumber COVID-19 di berbagai negara dunia.
"Agar mencari kemungkinan kasus-kasus dini pada skala yang lebih luas di seluruh dunia," tulis Xinhua.
Liang mengajak agar para ilmuwan di seluruh dunia ikut mencari spesies-spesies hewan yang mungkin bisa menjadi inang virus. Hewan selain kelelawar diminta ikut diperiksa.
Selain itu, ia mengimbau agar terus mempelajari peran cold chain dan makanan beku pada transmisi virus.
Investigasi WHO di China dilaksanakan pada 14 Januari hingga 10 Februari 2021. (*)
Advertisement