Zhao Lijian - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Tiongkok, Bolong.id - Kementerian Luar Negeri Tiongkok mendesak Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab perlucutan senjata nuklir, sebagai negara bersenjata nuklir terbesar di dunia. Demikian Global Times melaporkan.
Hal ini disampaikan setelah presiden pertama Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev baru-baru ini menyerukan untuk mengadakan pertemuan puncak perlucutan senjata nuklir antara AS, Rusia, Uni Eropa dan Tiongkok.
Pada jumpa pers, Jumat (28/8/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian (赵立坚) mendukung saran Nazarbayev dan mengatakan Tiongkok menghargai upaya yang dilakukan oleh Kazakhstan dalam mempromosikan dunia yang bebas senjata nuklir.
Tiongkok selalu mendukung larangan total dan penghancuran senjata nuklir secara menyeluruh. Dan perlucutan senjata nuklir harus ditingkatkan selangkah demi selangkah sesuai dengan prinsip-prinsip "menjaga stabilitas strategis global” dan "keamanan yang tidak berkurang untuk semua negara," kata Zhao.
"Sebagai negara dengan persenjataan nuklir terbesar di dunia, AS bertanggung jawab dalam perlucutan senjata nuklir. AS memiliki hampir 6.000 hulu ledak nuklir, yang dilaporkan media adalah 20 kali lipat jumlah Tiongkok," kata Zhao.
Zhao mengatakan bahwa sistem kendali senjata nuklir internasional menghadapi tantangan berat, dan AS harus menunjukkan sikap yang bertanggung jawab untuk menanggapi seruan dari komunitas internasional.
Zhao mengatakan AS harus memperpanjang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (SART Baru) dengan Rusia dan memotong persenjataan nuklirnya. Menciptakan kondisi bagi negara lain untuk berpartisipasi dalam pembicaraan perlucutan senjata nuklir.
Advertisement