Lama Baca 5 Menit

Perkembangan Vaksin COVID-19 Dunia: Titik Terang Semakin Terlihat

08 December 2020, 18:05 WIB

Perkembangan Vaksin COVID-19 Dunia: Titik Terang Semakin Terlihat-Image-1

Perkembangan Vaksin COVID-19 Dunia: Pfizer Dapat Izin dari Inggris - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Sebagian besar orang masih rentan terhadap COVID-19. Sehingga, keberhasilan pembuatan vaksin COVID-19 sangatlah dinantikan oleh masyarakat dunia. Vaksin akan mengajari tubuh kita untuk melawan infeksi dengan mencegah kita tertular COVID-19, atau setidaknya membuat COVID-19 tidak terlalu mematikan. Lalu, bagaimana perkembangan vaksin COVID-19 dunia saat ini?

Pfizer dan BioNTech

Terobosan besar dalam perlombaan vaksin COVID-19 global datang ketika Pfizer dan BioNTech mempublikasikan hasil pertamanya pada November. Vaksin yang dikembangkan mereka menunjukkan efektivitas hingga 95%. Vaksin tersebut diberikan dalam dua dosis dengan selang tiga minggu. Sekitar 43 ribu orang telah mendapatkan vaksin tersebut dalam uji klinis, tidak ada masalah keamanan yang dilaporkan.

Vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech tersebut harus disimpan pada suhu sekitar -70C yang akan diangkut dalam kotak khusus, dikemas dalam es kering dan dipasang dengan pelacak GPS.

Sementara itu, vaksin itu adalah jenis baru yang disebut RNA yang menggunakan potongan kecil kode genetik virus. Ini akan mulai membuat bagian dari virus di dalam tubuh, yang dikenali oleh sistem kekebalan sebagai benda asing dan mulai menyerangnya. Vaksin RNA belum pernah disetujui untuk digunakan pada manusia sebelumnya, meskipun manusia telah menerimanya dalam uji klinis untuk penyakit lain.

Pada tanggal 2 Desember, Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin virus corona dari Pfizer dan BioNTech untuk digunakan secara luas. Penggunaan vaksin COVID-19 akan mulai dilakukan Inggris pada hari Selasa (8/12/2020), dan diberitakan bahwa Inggris mendapatkan 40 juta dosis vaksin.

Universitas Oxford dan AstraZeneca

Uji klinis vaksin Oxford menunjukkan bahwa vaksin itu menghentikan 70% orang yang mengembangkan gejala COVID-19. Data tersebut juga menunjukkan respon imun yang kuat pada orang tua. Selain itu, data menunjukkan bahwa menyempurnakan dosis dapat meningkatkan perlindungan hingga 90%. Sehingga, vaksin akan diberikan dalam dua dosis. Saat ini, uji klinis dengan lebih dari 20 ribu sukarelawan masih berlanjut.

Ini mungkin salah satu vaksin yang paling mudah didistribusikan, karena tidak perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin. Vaksin tersebut dibuat dari versi lemah virus flu biasa dari simpanse yang telah dimodifikasi agar tidak tumbuh pada manusia.

Moderna

Vaksin Moderna menggunakan pendekatan yang sama dengan vaksin Pfizer. Pihak perusahaan mengatakan vaksin ini memiliki tingkat perlindungan hingga 94,5%. Vaksin ini juga akan diberikan dalam dua dosis, dengan jarak empat minggu. Sementara itu, 30 ribu orang telah terlibat dalam uji klinis vaksin. Vaksin Moderna lebih mudah disimpan daripada Pfizer karena tetap stabil pada suhu -20C hingga enam bulan.

Vaksin Tiongkok

Vaksin Tiongkok diproduksi oleh SinoVac, CanSino, dan SinoPharm. Telah dilaporkan bahwa uji klinis vaksin ini telah membuahkan hasil yang positif. Terdapat beberapa perbedaan antara vaksin COVID-19 dari Tiongkok dengan buatan Amerika, yaitu seperti metodologi yang digunakan. Vaksin dari Tiongkok tidak memerlukan suhu ekstrim untuk memfasilitasi distribusi layaknya buatan Amerika yang harus disimpan di bawah suhu -70 ℃.

Vaksin yang dikembangkan Sinovac telah dinyatakan mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari. Uji klinis fase 3 vaksin Sinovac di Indonesia pun telah usai dilakukan. Bahkan, 1,2 juta dosis vaksin telah tiba di Indonesia pada hari Minggu (6/12/2020).

Vaksin Tiongkok merupakan pilihan yang populer karena harganya yang terjangkau dan dapat didistribusikan dalam kapasitas yang lebih besar dan efektif. Hal ini disebabkan banyak negara yang menghadapi kendala keuangan, populasi, dan berbasis iklim yang serupa cenderung melihat vaksin Tiongkok sebagai pilihan yang jelas.

Bagaimana dengan vaksin lain yang sedang dikembangkan?

Hasil uji klinis lainnya juga diharapkan dalam beberapa minggu mendatang. Data tentang vaksin Sputnik V Rusia, yang memiliki cara kerja seperti vaksin yang dikembangkan Oxford, menunjukkan bahwa vaksin itu 92% efisien. Sementara, uji klinis Janssen merekrut 6 ribu orang di seluruh Inggris, dengan total 30 ribu sukarelawan di seluruh dunia, untuk melihat apakah dua suntikan dosis memberikan kekebalan yang lebih kuat dan lebih tahan lama daripada satu suntikan. (*)