Penelusuran COVID-19, China Bakal Sambut Pakar WHO - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Tiongkok bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meneliti asal-usul virus corona, kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin pada hari Kamis (18/12/2020).
"Tiongkok siap meningkatkan kerja samanya dengan WHO untuk memajukan upaya penelusuran global dan berkontribusi dalam kemenangan awal kami melawan pandemi," terang juru bicara kementerian Wang Wenbin pada konferensi pers ketika ditanya tentang WHO akan mengirimkan tim internasional COVID- 19 untuk penyelidikan yang akan melakukan perjalanan ke Tiongkok pada bulan Januari.
Namun, Wang tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang tanggal pasti dilakukannya misi penyelidikan tersebut, dilansir dari CGTN, Jumat (18/12/2020).
Pada hari yang sama, Babatunde Olowokure, direktur darurat regional WHO di Pasifik Barat, mengatakan mereka sedang berdiskusi dengan Tiongkok tentang tim internasional dan tempat-tempat yang mereka kunjungi.
"Pemahaman kami saat ini adalah bahwa Tiongkok menyambut tim internasional dan kunjungan mereka... Ini (penyelidikan tersebut) diantisipasi, sejauh yang kami ketahui, yang akan terjadi pada awal Januari," katanya dalam konferensi pers. Sementara itu, Olowokure mengatakan waktu pasti perjalanan akan tergantung pada "perolehan hasil dari beberapa tes lain yang dilakukan pada sebelumnya".
Sejak wabah COVID-19 pada Januari, WHO telah mengirim ilmuwan ke Tiongkok sebanyak dua kali dalam upaya melacak asal virus, pertama pada bulan Februari dan kemudian pada bulan Juli.
Meskipun virus ini pertama kali dilaporkan di pasar makanan laut Kota Wuhan di Tiongkok, terdapat konsensus ilmiah yang berkembang bahwa virus itu tidak berasal dari sana. Pasar Wuhan "tampaknya menjadi titik penguatan" penularan virus, tetapi apakah itu oleh manusia, hewan atau penyebaran lingkungan belum diketahui, pakar darurat WHO Dr. Mike Ryan mengatakan pada jumpa pers di bulan November, menambahkan bahwa ada kasus manusia yang mendahului peristiwa itu.
Menurut Ryan, mungkin ada lebih dari satu kasus pasien nol dalam beberapa situasi karena mungkin ada lebih dari satu spesies yang beralih. "Kami semakin melihat bahwa virus telah diidentifikasi di banyak negara berbeda," katanya.
Advertisement