Model Beijing dapat Bantu Urumqi Tangani Wabah - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Urumqi, Bolong.id - Lebih dari sebulan kemudian, para pejabat dan pakar yang berpartisipasi dalam konferensi pers anti-pandemi Beijing telah melepas masker mereka sekali lagi. Hal ini dilakukan saat Tiongkok menurunkan respons darurat COVID-19 dari Level II ke Level III mulai Senin (20/7/2020), setelah tidak adanya kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dalam dua minggu terakhir.
Pengamat percaya pendekatan Beijing yang telah secara efektif mengendalikan penyebaran pandemi gelombang terbaru dalam waktu 40 hari dapat diterapkan di kota-kota Tiongkok lainnya, seperti Daerah Administratif Khusus Hong Kong dan Urumqi di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur di Tiongkok Barat Laut. Kedua kota tersebut kini tengah dilanda gelombang baru pandemi COVID-19.
Urumqi telah melaporkan 30 kasus yang dikonfirmasi pada hari Sabtu (18/7/2020) lalu dan telah memasuki "situasi perang" dalam upaya pencegahan dan pengendalian pandemi. Akibatnya, semua jenis pertemuan dan kegiatan publik ditunda, serta manajemen komunitas yang tertutup mulai berlaku di Urumqi. Sementara, Hong Kong mencatat lebih dari 100 kasus COVID-19 baru pada hari Minggu (19/7/2020), dengan total kasus yang dikonfirmasi di kota tersebut melebihi jumlah kasus SARS pada tahun 2003.
Dilansir dari Global Times, Yang Zhanqiu (杨占秋), Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, mengatakan kunci untuk belajar dari pendekatan anti-pandemi Beijing adalah menemukan asal virus yang menyebabkan klaster wabah terbaru. Beijing dengan cepat menerapkan manajemen ketat di daerah yang berdekatan dengan pasar grosir Xinfadi. Model pendekatan Beijing menekankan pada tidak adanya reaksi berlebihan, tetapi mengandalkan langkah-langkah deteksi, observasi, dan isolasi untuk kontak dekat yang juga patut dipelajari.
Urumqi secara komprehensif melakukan penyelidikan epidemiologis dan melakukan desinfeksi menyeluruh di daerah-daerah utama untuk menghilangkan sumber infeksi virus. Semua orang yang dikarantina telah menjalani tes COVID-19 pada hari Minggu sore (19/7/2020), dan kasus-kasus yang baru dikonfirmasi dan tanpa gejala juga termasuk di antara yang dikarantina.
Wang Peiyu (王培玉), Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Peking, mengatakan pada hari Minggu bahwa "pendekatan Beijing" adalah model bagi kota-kota Tiongkok lainnya untuk menghadapi wabah lokal yang tiba-tiba muncul, dan berfungsi sebagai cara yang layak dan efektif untuk mengendalikan kebangkitan wabah baru dalam waktu enam minggu. "Pendekatan Beijing", menurut Wang, adalah menerapkan langkah-langkah dengan cara yang tepat dan normal, bukannya melakukan penguncian total seperti yang terlihat pada tahap awal pandemi di Wuhan dan Suifenhe.
Model Beijing dalam penanganan wabah COVID-19, yaitu dengan otoritas kesehatan membagi kota menjadi beberapa zona dengan risiko yang berbeda dan melakukan pengujian asam nukleat skala besar dan menyeluruh untuk orang-orang di zona berisiko tinggi. Dengan begitu, kehidupan masyarakat di wilayah berisiko rendah tidak terlalu terpengaruh. Wang juga menjelaskan tiga poin terpenting ketika mempraktikkan pendekatan Beijing, yaitu deteksi dini kasus dan tempat terjadinya wabah; pelacakan kontak dekat dan investigasi epidemiologi skala besar; serta manajemen multi-layer pada tingkat risiko di setiap wilayah. (*)
Advertisement