Bagian Jalan Tol Memotong Waktu Perjalanan di Xinjiang
Beijing, Bolong.id - Pada hari Selasa (30/08), bagian jalan tol yang menghubungkan kotapraja Yitunbulake, di perbatasan Provinsi Xinjiang dan Qinghai, dan daerah perkotaan Kabupaten Ruoqiang di Xinjiang dioperasikan.
Dilansir dari 中国日报网 pada Jumat (02/09) bagian dari jalan bebas hambatan yang baru dibuka telah lebih jauh menghubungkan bagian-bagian wilayah otonomi Xinjiang Uygur dengan jaringan jalan bebas hambatan nasional Tiongkok yang terus berkembang, mempersingkat waktu perjalanan, serta membuka lebih banyak jalur perdagangan.
Ini adalah jalan tol utama ketiga yang menghubungkan Xinjiang dengan jaringan jalan bebas hambatan nasional Tiongkok, setelah Jalan Tol G30 yang menghubungkan Lianyungang di Provinsi Jiangsu, Horgos di Xinjiang, dan Jalan Tol G7 yang menghubungkan Beijing dan Urumqi (ibu kota Xinjiang).
Jalan baru ini juga merupakan penghubung penting antara Xining, ibu kota Qinghai, dan Hotan di Xinjiang baigan selatan. Waktu tempuh antara kedua tujuan telah berkurang setengahnya, dari 6 jam menjadi sekitar 3 jam.
Jalan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perdagangan antara Qinghai dan Xinjiang, serta memdorong pembangunan sosial ekonomi regional.
Jalan tol sepanjang 294 kilometer dengan kecepatan laju maksimal 120 km/jam ini telah memungkinkan kendaraan luar memasuki Xinjiang dari Yitunbulake dalam perjalanan ke beberapa kota di Xinjiang selatan, seperti Ruoqiang, Qiemo, Hotan dan Kashgar.
Jalan ini juga menghubungkan ke jalan bebas hambatan yang menghubungkan Xinjiang utara, membangun jaringan jalan bebas hambatan dari Yitunbulake di Xinjiang selatan ke Altay di Xinjiang utara.
Total jaringan jalan tol di Xinjiang telah mencapai 7.500 km, menurut departemen transportasi wilayah tersebut.
Perlindungan lingkungan telah diprioritaskan dalam desain dan konstruksi jalan, dengan jembatan dan terowongan menggantikan dasar jalan tradisional. Dimana jalan melewati cagar alam nasional seperti Pegunungan Altun, jembatan besar telah dibangun untuk melindungi satwa liar, yang bertujuan untuk mengurangi dampak jalan tol terhadap lingkungan. (*)
Advertisement