Electoral College AS Secara Resmi Akui Kemenangan Presiden Biden - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Washington, Bolong.id - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengklaim kemenangan di Electoral College (Lembaga Pemilihan Umum) setelah mendapatkan mayoritas pemilih yang jelas dan menegur Presiden Donald Trump karena gagal untuk mengakui keinginan rakyat Amerika.
“Api demokrasi telah menyala di negara ini sejak lama. Dan kami sekarang tahu bahwa tidak ada apa pun, bahkan pandemi, atau penyalahgunaan kekuasaan yang dapat memadamkan api itu,” pungkas Biden dalam pidato yang disiarkan televisi dari Wilmington, Delaware, Senin (14/12/2020) malam waktu setempat, dilansir dari aljazeera.com, Selasa (15/12/2020).
"Di Amerika, politisi tidak mengambil alih kekuasaan, orang-orang memberikannya kepada mereka," kata Biden, mengarahkan langsung pada penolakan Presiden Trump untuk mengakui pemilu 3 November, serta upaya Trump dan sekutu Republik dalam membatalkan hasil pemilihan di pengadilan.
Terdapat 538 pemilih di Electoral College dan suara mayoritas sebesar 270 dibutuhkan untuk dapat menang dan mengamankan kursi kepresidenan. Semua negara bagian Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, Arizona, dan Georgia yang paling diperebutkan dalam pemilu memberikan suara mereka untuk Biden. Negara bagian Kepulauan Pasifik di Hawaii adalah daerah yang terakhir memberikan suaranya, menjadikan total suara yang didapatkan Biden menjadi 306 suara elektoral, sementara Trump memenangkan 232 suara.
Didirikan dalam Konstitusi AS pada tahun 1787, Electoral College adalah sebuah sistem pemilhan di mana setiap negara bagian diberikan jumlah pemilih yang sama dengan jumlah kursi di Kongres yang didasarkan pada populasi.
Sebelum pemilihan, daftar pemilih dipilih oleh kandidat dan partainya di setiap negara bagian. Ketika warga AS memilih, mereka sebenarnya memberikan suara untuk memilih daftar pemilih untuk kandidat pilihan mereka, bukan kandidat itu sendiri.
Para pemilih tersebut seringkali adalah loyalis partai yang kurang dikenal, tetapi dalam beberapa kasus, mereka dikenal publik, seperti dalam kasus mantan Presiden Bill Clinton dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yang menjabat sebagai pemilih Biden di negara bagian New York. (*)
Advertisement