Lama Baca 3 Menit

Makanan Pedas Lebih Bernutrisi? Benarkah?

21 May 2020, 10:17 WIB

Makanan Pedas Lebih Bernutrisi? Benarkah?-Image-1

Sichuan food, makanan pedas di Tiongkok - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Cabai pertama kali diperkenalkan di Tiongkok pada akhir Dinasti Ming. Saat ini, cabai dapat ditemukan di mana-mana dalam hidup kita. Cabai dapat dimakan langsung sebagai sayuran atau digunakan sebagai bumbu masakan. Daerah Sichuan, Hunan, Guizhou, Yunnan, Jiangxi, dan provinsi lainnya di Tiongkok adalah daerah yang terkenal dengan masakan pedasnya hingga muncul istilah "Gak Pedas, Gak Asik!" (无辣不欢).

Lalu seberapa banyak nutrisi yang terdapat dalam pedasnya cabai? Jika berbicara tentang nutrisi cabai, cabai adalah rajanya vitamin C, yaitu sebagai anti-oksidasdan dan perlindungan kesehatan kardiovaskular maupun serebrovaskular. Cabai juga mengandung Karoten yang sangat kaya, yang membantu menjaga kesehatan mata dan kulit. Selain itu, nutrisi lainnya seperti vitamin B, vitamin E, kalium, magnesium, zat besi, seng, dan selenium serta capsaicin, yang merupakan bahan pedas dalam cabai juga terdapat dalam cabai.

Sejumlah besar penelitian telah menunjukkan bahwa capsaicin bermanfaat dalam meningkatkan nafsu makan dan pencernaan, melindungi mukosa lambung, mencegah dan mengobati radang lambung, meningkatkan metabolisme lemak, mengurangi lemak dan menurunkan berat badan, analgesik, anti-inflamasi dan gatal-gatal, menghilangkan rematik dan melindungi kesehatan sendi, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, melindungi sistem kardiovaskular, anti kanker, dll.

Agar makanan pedas tetap bernutrisi saat dikonsumsi, lakukan metode memasaknya dengan benar, maka nutrisi dalam cabai bisa tetap utuh. Memasak cabai cukup sebentar saja. Makan secara mentah adalah pilihan yang terbaik. Hindari terlalu sering mengkonsumsi cabai dalam bentuk pasta cabai, minyak cabai dan produk cabai lainnya karena cenderung mengandung banyak garam dan nutrisi dalam cabai juga sudah berkurang.

Penulis: Dwi Nur Cahyaningsih