Ilustrasi vaksin - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Beijing, Bolong.id – Penyebaran pandemi membuat banyak kegiatan produksi terhenti, dan ekonomi global sangat terpengaruh selama pandemi. Vaksin adalah cara yang paling ekonomis dan efektif untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular, dan keberhasilan pengembangan dan pempopulerannya adalah kunci untuk pengendalian pandemi COVID-19.
Dilansir dari 澎湃, karena sejumlah vaksin COVID-19 di seluruh dunia telah disetujui untuk pemasaran bersyarat atau penggunaan darurat, vaksinasi COVID-19 global semakin dipercepat, dan jumlah kasus baru dalam satu hari di dunia terus menurun.
Tidak diragukan lagi, kecepatan dan intensitas vaksinasi mempengaruhi produksi dan kehidupan masyarakat serta pemulihan ekonomi. Pada saat yang sama, dalam proses persiapan vaksinasi, banyak orang khawatir tentang seberapa besar perlindungan yang bisa mereka dapatkan dan berapa lama efektivitas vaksin dapat dipertahankan. Ada hubungan yang kuat dengan tidur setiap orang.
Baru-baru ini, di banyak jurnal internasional, para ahli terkait telah menerbitkan artikel komentar, menekankan bahwa tidur yang cukup harus dipertahankan sebelum dan sesudah vaksin COVID-19. Menurut sejumlah penelitian ilmiah yang dikutip oleh para ahli, kebiasaan tidur kemungkinan menjadi faktor penting yang mempengaruhi efektivitas vaksin, dan kurang tidur dapat membahayakan efek perlindungan vaksin.
Perlindungan yang diberikan oleh vaksin berkaitan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh manusia, dan tidur yang baik dan cukup sangat penting untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh yang normal. Kondisi tidur yang baik akan meningkatkan kekebalan dan menahan invasi berbagai penyakit dan patogen.
Kurang tidur akan melemahkan kekebalan tubuh dalam segala aspek, dan kurang tidur jangka panjang bahkan dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh secara permanen. Penurunan kemampuan fagositosis sel darah putih dan aktivitas sel NK juga akan menurunkan aktivitas limfosit dan menyebabkan daya tahan tubuh terhadap dunia luar menurun. Penelitian sebelumnya tentang vaksinasi influenza, vaksin hepatitis A, dan vaksin hepatitis B telah menunjukkan bahwa kurang tidur sebelum vaksinasi mempengaruhi respon imun dari vaksin.
Pada tahun 2020, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Behavioral Medicine melacak dan menganalisis hampir seratus sukarelawan muda yang sehat dan menemukan bahwa ada waktu tidur yang lebih sedikit dua hari sebelum vaksin flu, dan setelah vaksinasi antibodi terkait yang diproduksi oleh tubuh relatif rendah. Korelasi serupa muncul dalam efektivitas vaksin lain.
Pada 2012, para peneliti di University of Pittsburgh menyelidiki respons antibodi orang dewasa yang sehat terhadap tiga dosis standar vaksin hepatitis B. Di antara 125 peserta, para ilmuwan menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam semalam rata-rata lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan respons antibodi terhadap vaksin. Sebaliknya, orang yang tidur lebih dari 7 jam dilindungi oleh vaksin. Probabilitasnya 11,5 kali lebih tinggi.
Pentingnya tidur bagi tubuh manusia telah dibuktikan secara ilmiah. Tidur tidak hanya mempengaruhi sistem saraf manusia, sistem endokrin, dan sistem metabolisme, tetapi juga memiliki dampak penting pada sistem kekebalan tubuh manusia. Jika kita dapat memperhatikan efek perlindungan tidur pada tubuh manusia, adalah mungkin untuk memanfaatkan tidur dengan baik untuk mendorong pemulihan penyakit dan menjaga kesehatan tubuh. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement