Lama Baca 2 Menit

China Diserang Stagflasi, Tanda-tandanya Makin 'Ngeri'

17 November 2021, 07:53 WIB

China Diserang Stagflasi, Tanda-tandanya Makin 'Ngeri'-Image-1

China Diserang Stagflasi, Tanda-tandanya Makin 'Ngeri' - Image from 百度

Bolong.id – Para ekonom Tiongkok dunia menilai Tiongkok akan mengalami stagflasi. Ekonomi yang terkesan melambat tetapi inflasi tinggi (stagflasi) ini akan menjadi mimpi buruk bagi Tiongkok. Apabila hal ini terjadi, pelaku ekonomi harus membayar lebih mahal demi kestabilan pertumbuhan ekonomi.

Dilansir dalam 网易首页 pada (16/11/2021) Tanda-tanda stagflasi di Tiongkok semakin terlihat. Harga barang di negeri itu terus naik, sementara data manufaktur menunjukkan produksi melambat. 

Hal tersebut ditunjukkan akibat dari aktivitas pabrik Tiongkok yang mengalami kontraksi lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober, menyusut untuk bulan kedua berturut-turut. Indeks manajer pembelian manufaktur resmi pada Oktober adalah 49,2, yang berada di bawah level 50.

Ekonomi yang melambat tetapi inflasi tinggi inlah yang dikenal dengan stagflasi dan menjadi mimpi buruk bagi Tiongkok. Keterbatasan pasokan bahan baku, tenaga kerja, yang ditambah dengan krisis energi membuat biaya produksi membengkak. Output pabrik tertahan oleh krisis energi yang menyebabkan berkurangnya pasokan listrik. Belum lagi minimnya bahan pasokan dan biaya input yang tinggi.

Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management Zhang Zhiwei mengatakan bahwa sinyal-sinyal ini mengonfirmasi bahwa ekonomi Tiongkok kemungkinan sudah mengalami stagflasi.

Stagflasi mengacu pada perekonomian yang mengalami aktivitas stagnan dan inflasi yang meningkat pada saat yang bersamaan. Fenomena ini pertama kali dikenali pada tahun 1970-an, ketika guncangan minyak menyebabkan kenaikan harga jangka panjang, tetapi pertumbuhan PDB turun tajam. (*)

Informasi Seputar Tiongkok