Lama Baca 5 Menit

Indonesia Kecolongan Masuk Mutasi Covid-19 dari Luar Negeri

06 May 2021, 13:16 WIB

Indonesia Kecolongan Masuk Mutasi Covid-19 dari Luar Negeri-Image-1

Varian Virus Baru - Image from BBC News

Bolong.id - Sejumlah varian baru Corona telah terdeteksi di Indonesia. Sejauh ini terpantau tujuh varian corona yang berhasil teridentifikasi di Indonesia, yakni varian D614G, B117, N439K, E484K, B1525, B1617, dan B1351.

Para peneliti juga telah menemukan varian baru Corona B117 dari Inggris, B1617 dari India, dan B1351 dari Afrika Selatan (Afsel). Virus Corona ini termasuk varian jenis baru yang sudah masuk ke Indonesia. Ini perlu diwaspadai agar tidak terjadinya tsunami wabah di Indonesia.

Masuknya varian corona baru dari luar negeri dianggap pemerintah Indonesia kurang ketat dalam pengamanan serta protokol kesehatan yang diterpakan.

Pakar epidemiologi, Masdalina Pane menyebut beredarnya varian baru dari luar negeri karena "kesalahan terbesar" pemerintah Indonesia yang menerapkan kebijakan karantina yang singkat bagi pendatang dari luar negeri.

Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia, menurut Masdalina, telah melanggar protokol Internasional.

Sebab, merujuk protokol karantina yang ditetapkan WHO, masa karantina kedatangan dari luar negeri semestinya 14 hari, menyesuaikan dengan masa inkubasi suatu virus. Namun, Indonesia hanya menerapkan lima hari karantina.

Untuk mengantisipasi makin banyaknya varian baru virus corona dari luar negeri, pemerintah Indonesia telah memperketat pengawasan di pintu masuk kedatangan luar negeri.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan di beberapa negara saat ini sedang terjadi lonjakan kasus COVID-19

Beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus di negara-negara tersebut adalah mobilitas pergerakan masyarakat adanya varian baru virus COVID-19 yaitu B117 asal Inggris, kemudian B1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B1617.

“Varian yang digolongkan dengan Varian of Concern atau VoC yang diwaspadai itu ada tiga jenis yaitu B117, B1351, dan varian B1617. Varian B117 ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75% dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya,” katanya pada konferensi pers secara virtual, Selasa (4/5).

"Sementara B1351 itu diduga menyebabkan efektivitas vaksin di Afsel. Kalaupun memang dugaan penurunan efektivitas vaksin ini terjadi, tapi vaksin masih memberikan dampak positif dalam penanganan COVID-19," lanjutnya.

"Untuk B1617, sampai saat ini masih digolongkan sebagai Variant of Interest. Ada beberapa jenis varian yang tergolong VoI ini setidaknya ada 6 atau 7 varian yang menjadi perhatian," pungkasnya

Varian B117 saat ini merupakan varian yang paling banyak dilaporkan oleh orang dari berbagai negara. WHO mencatat berbagai peningkatan kasus sampai 49% varian B117 yang bersirkulasi di Asia Tenggara.

Terkait mutasi atau varian baru di Indonesia, lanjut Nadia, masih terus diteliti dan melakukan pengujian pada 786 laboratorium. Laboratorium-laboratorium ini juga yang memeriksa COVID-19.

Sebaran kasus varian baru di Indonesia antara lain varian jenis B1617 ada di Kepulauan Riau 1 kasus, dan DKI Jakarta 1 kasus. Varian B117 ada di Sumatera Utara 2 kasus, Sumatera Selatan 1 kasus, Banten 1 kasus, Jawa Barat 5 kasus, Jawa Timur 1 kasus, Bali 1 kasus, Kalimantan Timur 1 kasus. Sementara untuk varian B1351 ada di Bali 1 kasus.

“Jadi dengan surveilans kita mewaspadai penambahan kasus B117 dan B1351, serta B1617 yang sudah masuk ke Indonesia. Hasil akhir ini sudah kita dapatkan dari hasil pemeriksaan per tanggal 30 April,” ucap Nadia.

Diketahui, Organisasi kesehatan dunia atau WHO menggolongkan B117, B1351, serta P1 sebagai varian of Concern atau varian yang diwaspadai.

Untuk mencegah penularan lebih meluas, Nadia mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitas.

Situasi ini mengharuskan masyarakat mematuhi serius anjuran maupun aturan pemerintah.

“Tidak ada yang menjamin bahwa dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang negatif selama dalam perjalanan ataupun selama dalam proses kita menuju kampung halaman misalnya, kita tidak terpapar Covid-19,” kata Nadia.(*) 


Informasi Seputar Tiongkok