Lama Baca 7 Menit

UC Browser Milik Jack Ma Diblokir dari Toko Aplikasi di China, Ini Buktinya

22 March 2021, 14:46 WIB



UC Browser Milik Jack Ma Diblokir dari Toko Aplikasi di China, Ini Buktinya-Image-1

UCBrowser - Image from grid

Jakarta, Bolong.id - UC browser milik perusahaan raksasa e-Commerce, Alibaba telah dihapus di sejumlah toko aplikasi di Tiongkok. Hal ini diduga karena perseturan pemilik Alibaba, Jack Ma dengan pemerintah Tiongkok.

Dilansir dari DW.com, kabarnya, pengguna ponsel Huawei dan Xiaomi sudah tidak dapat menemukan UC Browser di ponsel mereka dan ini membuktikan jika UC browser telah diblokir. 

Namun kesaksian dari salah satu pengguna ponsel Samsung di Tiongkok mengatakan mereka masih dapat melihat dan menggunakan browser tersebut di toko aplikasi Samsung. Hal serupa juga masih tersedia di App Store Milik Apple.

Penghapusan UC Browser ini terjadi sehari setelah Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan bahwa tindakan keras Beijing terhadap perusahaan teknologi besar baru saja dimulai. 

"Beberapa perkembangan perusahaan platform tidak standar dan memiliki risiko," kata Xi dalam pidatonya di depan komite ekonomi utama Tiongkok, Senin (15/3/2021).

Penghapusan UC browser milik Alibaba ini dilakukan setelah muncul kritikan yang dilontarkan dalam sebuah acara yang ditayangkan di stasiun televisi milik pemerintah setempat, China Central Television (CCTV).

Acara tersebut menuding UC browser mengizinkan rumah sakit swasta menggunakan nama rumah sakit paling terkenal di Tiongkok sebagai dalam mesin pencarian. Dengan demikian hal ini berpotensi memikat calon pasien ke situs web mereka, padahal seharusnya pasien mengunjungi rumah sakit umum.

"Kami sangat mementingkan masalah yang ditampilkan, dan dengan cepat melakukan serangkaian tindakan untuk memeriksa dan memperbaiki," ujar seorang juru bicara UC Browser.

Pihaknya mengatakan konten iklan ilegal yang disebutkan dalam tayangan CCTV akan segera dihapus.

"Kami akan meningkatkan tinjauan konten dan mengemban banyak tanggung jawab, dan memberikan layanan info yang baik dengan standar yang lebih ketat," katanya.

Penutupan peramban ini dilakukan sehari setelah Presiden Xi Jinping mengingatkan bahwa kini pemerintah melakukan tindakan keras terhadap perusahaan teknologi besar yang beroperasi di Tiongkok.

Dikutip Financial Times keputusan untuk menghapus UC Browser menjadi pukulan bagi bisnis Jack Ma. Langkah itu diambil sehari setelah pertemuan kepemimpinan partai Komunis yang dipimpin oleh presiden mengeluarkan peringatan tidak biasa pada sektor teknologi atas ukuran dan pengaruhnya yang semakin mendominasi.

Dijegal gara-gara kritik 

Perusahaan yang berafiliasi dengan Jack Ma sudah beberapa kali ini dijegal oleh pemerintah. 

Awal perseteruan ini dipicu oleh kritikan pedas yang dilontarkan oleh Jack Ma terhadap kalangan perbankan dan regulator di Negeri Tirai Bambu, saat berbicara dalam sebuah acara di Shanghai pada 24 Oktober 2020 lalu. 

Ma menuding bahwa bank-bank di Tiongkok beroperasi dengan mentalitas rumah gadai menyangkut jaminan untuk kredit, sementara regulasi perbankan yang berlaku dinilainya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Komentar tersebut agaknya membuat panas telinga perintah Tiongkok. 

Sejak saat itu, regulator Tiongkok mulai mengawasi, menyelidiki dan mengidentifikasi aktivitas bisnis perusahaan milik Ma. Tak hanya itu, setelah melontarkan kritikan pada pemerintah Tiongkok, Ma juga sempat dikabarkan menghilang. 

Spekulasi ini muncul karena Ma tidak pernah muncul ke publik selama kurang lebih dua bulan setelah mengahadiri acara di Shanghai pada Oktober 2020 itu. 

Spekulasi hilangnya Ma semakin santer tersiar setelah Ma tidak menghadiri acara final Africa's Business Heroes, sebuah reality show buatannya. 

Dalam acara itu, Jack Ma berperan sebagai juri, namun posisinya diganti oleh eksekutif Alibaba lain. Namun, akhirnya setelah tiga bulan, atau tepatnya pada Januari 2021, Ma menampakkan dirinya ke hadapan publik. Mantan guru bahasa Inggris itu akhirnya menampakkan diri dengan menyapa 100 guru di daerah pelosok di Tiongkok lewat konferensi video. 

Alibaba akan didenda 

Pada 2020 lalu, pemerintah mulai menargetkan perusahaan yang didirikan Jack Ma, Alibaba Group dan afiliasinya terkait dugaan praktik anti-monopoli. 

Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) telah menyelidiki perusahaan Alibaba Group terkait dugaan monopoli. Regulator Tiongkok disebutkan telah memperingati Alibaba terhadap praktik yang menjurus ke arah monopoli. 

Praktik monopoli yang dimaksud seperti memaksa pedagang di situs e-commerce Alibaba ke dalam pakta kerjasama eksklusif dan perjanjian yang akan mencegah pedagang untuk menggunakan platform pesaing. 

Atas tuduhan melanggar norma monopoli, Pemerintah Tiongkok dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menjatuhkan hukuman denda sekitar satu miliar dollar AS (sekitar Rp 14,4 triliun) pada raksasa e-commerce Alibaba, sebagaimana dihimpun dari Business Today

Ant Group gagal IPO 

Tak hanya Alibaba, perusahaan afiliasinya, Ant Group juga diawasi dan diselidiki terkait dugaan anti-monopoli. Perusahaan fintech milik Jack Ma ini memang memiliki aplikasi pembayaran digital populer bernama Alipay. 

Melalui Alipay, Ant sedianya memberikan layanan pembayaran online. Namun belakangan, Ant melakukan ekspansi bisnis Alipay ke ranah investasi online, asuransi, dan pinjaman konsumen. Namun, pemerintah Tiongkok menilai bisnis pinjaman online yang dilakukan Alipay ini bermasalah lantaran sebagian besar pinjaman yang difasilitasi Ant didanai oleh bank komersial, bukan oleh Ant Group sendiri. 

Imbas dari pengawasan ini, penawaran saham perdana (IPO) yang awalnya akan berjalan pada November 2020 kandas di tengah jalan. IPO tersebut ditangguhkan secara langsung oleh Presiden Xi. Alasannya tak lain karena perubahan peraturan oleh regulator Tiongkok. 

Padahal, IPO Ant Group awalnya digadang-gadang bakal memecahkan rekor sebagai yang terbesar di dunia dengan proyeksi nilai pengumpulan dana menembus kisaran 37 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 522 triliun. 

Belakangan pemerintah Tiongkok juga meminta Alipay untuk merombak bisnisnya dan fokus pada bisnis pembayaran online saja. (*)