Lai Xiaomin - Image from japantimes.com
Tianjin, Bolong.id - Otoritas Tiongkok telah mengeksekusi mati bankir top di Kota Tianjin, Lai Xiaomin. Lai divonis bersalah karena menerima suap dan bigami. Bigami adalah praktik menikahi seseorang yang statusnya masih berumah tangga dengan orang lain. Di Tiongkok, praktik seperti ini diancam penjara.
Lai dieksekusi mati oleh pengadilan Kota Tianjin pada Jumat (29/1) pagi waktu setempat. Eksekusi hukuman mati itu disiarkan melalui televisi nasional Tiongkok, CCTV.
Lai sebelumnya menjabat sebagai Direktur Huarong Asset Management Co, yang merupakan salah satu perusahaan pengelolaan aset terbesar di Tiongkok.
Lai Xiaomin dinyatakan bersalah dan divonis hukuman mati awal bulan ini. Pengadilan Tianjin menyebutkan, Lai menyalahgunakan posisinya untuk meraup uang dalam jumlah besar. Dia juga dinyatakan bersalah karena melakukan bigami, yaitu tinggal dengan wanita di luar nikah sebagai suami istri, dan menjadi ayah dari anak-anak yang tidak sah.
Lai juga diduga menggelapkan dana publik lebih dari 25 juta yuan (Rp 54,5 miliar) selama 2009-2018. Aksinya terbongkar pada April 2018, dan para penyelidik memecatnya dari pekerjaannya serta mencopot posisinya di Partai Komunis China (PKC).
Beberapa pejabat tinggi PKC dan pengusaha banyak yang diciduk selama beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari operasi anti-korupsi oleh Presiden Xi Jinping.
Kasus Lai Xiaomin adalah salah satu kasus suap terbesar di mana jumlah uang yang terlibat telah diumumkan sejak berdirinya Partai Komunis Tiongkok, dan disebut sebagai kasus korupsi keuangan terbesar di Tiongkok.
Aset pribadinya turut disita dan hak politiknya dicabut. Kasus ini sempat mengejutkan Tiongkok. Lai dilaporkan memiliki brankas dan lemari penuh uang tunai di dalam sebuah flat di Beijing yang dia juluki “supermarket”.
Dia memiliki emas batangan dan mobil mewah, rekening bank atas nama Ibunya, memegang ratusan juta Yuan, dan lebih dari 100 wanita selingkuhan yang dia berikan properti yang dikembangkan oleh anak perusahaan real estat, Huarong. (*)
Advertisement