Ambulance - Image from CNBC Indonesia
Sekarang ini ada informasi terbaru mengenai kasus positif COVID-19 gelombang kedua di Tiongkok, yang menuai polemik dan tanda tanya bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut data Worldometers, sampai dengan hari Sabtu, 23 Mei 2020, Tiongkok kini berada di urutan ke-13 dengan 82.971 kasus terjangkit, 4.634 kematian, dan 78.258 kasus sembuh. Meskipun bukan lagi episentrum penyebaran wabah ini, tetapi kemunculan kembali kasus positif COVID-19 di Tiongkok berhasil membuat masyarakat dunia gempar lagi.
Zhong Nanshan (钟南山), Penasehat Kesehatan Senior Tiongkok mengungkapkan adanya kebenaran yang disembunyikan ketika virus ini pertama kali merebak di Wuhan (武汉). Selidik demi selidik, memang betul adanya kebohongan soal virus yang dapat menular dari manusia ke manusia ini. Pada awal munculnya pandemi ini, pemerintah Wuhan menyatakan bahwa wabah ini dapat diantisipasi. Namun, pria yang dijuluki pahlawan SARS ini mencurigai pemerintah setempat karena jumlah kasus yang dilaporkan secara resmi di Wuhan tetap pada angka 41 selama lebih dari 10 hari. Padahal infeksi-infeksi baru mulai bermunculan di negara lain. Oleh karena itu, beliau terus menyelidiki masalah ini, sampai pada hari Senin, 20 Januari 2020, ketika diadakan pertemuan dengan pejabat pemerintah pusat bersama dengan Perdana Meteri Tiongkok, Li Keqiang (李克强), Zhong diberitahu kebenarannya bahwa jumlah kasus di Wuhan saat itu aslinya sudah mencapai 198 kasus, dengan tiga orang meninggal dan 13 pekerja medis terinfeksi. Dari sinilah muncul usulan untuk diterapkannya protokol penguncian atau yang kerap kita sebut dengan lockdown di Wuhan (武汉) selama 76 hari.
Sejak terungkapnya hal tersebut, ditambah dengan pernyataan dari Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang (周先旺) yang juga mengakui bahwa pemerintahnya tidak mengungkapkan informasi tentang wabah karena belum mendapat wewenang, membuat pemerintah Tiongkok terpaksa harus memecat beberapa pejabat senior, termasuk dua pejabat komisi kesehatan provinsi, serta ketua Partai Komunis Tiongkok di Wuhan (武汉) dan provinsi Hubei (湖北). Selain itu, pemerintah Tiongkok juga memerintahkan semua kota dan departemen pemerintah untuk melaporkan jumlah kasus penyakit sebenar-benarnya, jika tidak maka tentu akan ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Bicara soal penanganan wabah ini, Zhong memaparkan bahwa hingga sekarang terdapat tiga vaksin yang sedang dalam uji klinis di Tiongkok. Namun masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa salah satu atau ketiga vaksin tersebut sudah dapat terhitung berhasil. Dengan demikian pengujian vaksin selama bertahun-tahun sangat diperlukan demi memperoleh hasil yang terbaik.
Penulis : Vionita
Sumber: CNBC Indonesia
Advertisement