Wabah virus corona terbaru (COVID-19) semakin merajalela di seluruh dunia. Jumlah kasus yang dikonfirmasi semakin melonjak dalam beberapa hari terakhir dan sekarang telah berada pada tahap kritis. Kereta berkecepatan tinggi (high speed railway) juga merupakan salah satu medium virus ini tersebar. Meskipun beberapa ahli telah menganjurkan orang-orang untuk mengemudi dengan mobil pribadi masing-masing selama periode pencegahan pandemi, masih banyak saja orang-orang yang tetap menggunakan transportasi umum. Oleh karena itu, para dokter memperingatkan Anda yang masih menggunakan transportasi umum untuk memperhatikan beberapa "titik berisiko" di kendaraan umum, agar Anda terhindar dari virus COVID-19.
Jiang Kunjun, seorang ahli bedah terkenal, mengingatkan masyarakat dalam program "Sehat 2.0"-nya, bahwa, selain menjaga jarak 2 meter dari orang lain, masyarakat juga harus mengenakan masker saat menggunakan transportasi umum. Alasannya karena cairan yang keluar dari batuk seseorang pada umumnya dapat menyebar sejauh 2 meter, namun jika angin dari AC berhembus, jarak sebaran dapat memanjang hingga 4 atau 5 meter. Selain itu, hindari juga duduk di dekat pintu AC. Jika tidak dapat dihindari, pintu AC dapat Anda tutup untuk menghindari secara tidak sengaja meniupkan virus ke diri Anda sendiri. Cobalah untuk memilih tempat duduk dekat jendela guna mengurangi kontak Anda dengan penumpang lain.
Huang Xuan, dokter dada dan perawatan kritis, mengingatkan orang-orang yang suka meletakkan tas di lantai saat menumpangi kereta. Hal ini merupakan perilaku yang sangat berbahaya. Dia menjelaskan bahwa "ketika orang batuk, mereka pasti akan mencondongkan tubuh ke depan atau ke bawah".
Meskipun transportasi umum telah dilindungi dengan disinfektan pada saat ini, masih belum ada cara untuk membersihkan lantai setiap jam. Selain itu, gerbang masuk dan keluar kereta adalah tempat yang paling kotor, karena puluhan juta kartu akses ditempel di sana setiap harinya. Dokter Huang menyarankan, agar akses masuk dan keluar kereta dapat diubah menjadi "pemeriksaan tiket menggunakan ponsel", hal ini dapat mengurangi kemungkinan penumpang menyentuh gerbang akses masuk atau keluar kereta.
Editor: Olivia Dian
Advertisement