Panel Surya - Image from Internet
Washington, Bolong.id - Amerika Serikat (AS) akan cegah impor produk panel surya yang diproduksi di Xinjiang. Hal ini terkait tudingan AS, bahwa Tiongkok melakukan "genosida" di Xinjiang.
Jika itu diterapkan, akan menjadi tindakan balasan paling kuat yang pernah dilakukan oleh pemerintahan Biden.
Dilansir dari Zoabao.com pada Kamis (24/06/2021), menurut Bloomberg News, langkah yang diumumkan oleh AS akan berdampak pada rantai pasokan energi surya dan dapat memaksa perusahaan AS untuk membeli bahan yang mereka butuhkan di tempat lain.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS pun diperkirakan akan mengumumkan perintah penyitaan sementara produk Hesheng Silicon (Shanshan) Co., Ltd. Produk yang diimpor dari perusahaan itu akan dilarang masuk ke pelabuhan AS dan hanya akan dikeluarkan jika dapat membuktikan bahwa barang tersebut tidak diproduksi dengan kerja paksa.
Selain itu, Departemen Perdagangan AS akan menambahkan lima entitas Tiongkok dalam daftar hitam ekspornya. Pemberitahuan yang akan diterbitkan dalam Daftar Federal pemerintah pada hari Kamis (24/6/2021) menunjukkan bahwa lima perusahaan tersebut adalah:
Hesheng Silicon Industry (Shanshan) Co., Ltd., Xinjiang Daxin Energy Co., Ltd., Xinjiang Dongfang Hope Nonferrous Metal Co., Ltd., dan Xinjiang GCL New Energy Materials Technology Co., Ltd.
Perusahaan dan Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang. Perusahaan AS yang mengekspor dari perusahaan ini akan memerlukan persetujuan dari pemerintah AS.
Adapun pabrik-pabrik Xinjiang merupakan penghasil dari sekitar setengah pasokan polysilicon global, yang merupakan bahan utama untuk panel surya dan semikonduktor.
Meskipun Xinjiang adalah produsen polisilikon yang penting, mereka akan dikirim ke pabrik di bagian lain Tiongkok dan negara lain untuk diproses lebih lanjut sebelum akhirnya dirakit menjadi panel surya yang siap diekspor ke AS.
Juru bicara Gedung Putih pun tidak berkomentar untuk saat ini. Orang-orang yang mengetahui rincian rencana tersebut tidak ingin mengungkapkan identitas mereka.
Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia, organisasi buruh, dan anggota parlemen menuntut agar produk energi solar Xinjiang dihentikan.
Kepala AFL-CIO, Richard Trumka, mengatakan kepada pemerintah Biden pada bulan Maret bahwa panel surya yang mengandung polisilikon di Xinjiang "tidak memiliki tempat dalam upaya memerangi perubahan iklim."
Pada bulan Mei tahun ini, utusan iklim AS John Kerry mengatakan bahwa “saya percaya bahwa dalam keadaan tertentu produk solar Tiongkok diproduksi dengan kerja paksa dan menegaskan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan tindakan pembatasan."
Para petinggi Demokrat di Kongres juga menulis surat kepada lembaga Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan di awal bulan ini, bersikeras bahwa sekarang adalah “waktu untuk mengambil tindakan” dalam menghadapi “bukti yang luar biasa dari penggunaan kerja paksa dalam produksi polisilikon”.(*)
Advertisement