Cui Tiankai - Image from Xinhua/Liu Jie
Washington, Bolong.id - Pasca dialog tingkat tinggi Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) di Anchorage, Alaska, Cui Tiankai, duta besar Tiongkok untuk AS, dalam sebuah wawancara dengan CNN di Washington pada Kamis (25/3/2021), mengatakan bahwa semua negara perlu bekerja sama untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia. Cui pun juga menyebutkan, pembagian kubu atau bahkan membentuk kelompok militer yang konfrontatif bukanlah solusi.
Dilansir dari Xinhua pada Jumat (26/3/2021), Cui mengatakan bahwa dialog strategis tingkat tinggi Tiongkok-AS tepat waktu dan bermanfaat, serta memperdalam saling pengertian antara kedua pihak. Duta besar ini berharap, pertemuan tersebut akan menjadi awal dari dialog, komunikasi, dan koordinasi yang berkelanjutan antara keduanya di masa depan.
Dalam wawancara itu, Cui memperjelas bahwa tujuan pembangunan Tiongkok sangat jelas, yaitu untuk memuaskan harapan masyarakat Tiongkok yang semakin meningkat akan kehidupan yang lebih baik. Tujuan pembangunan Tiongkok bukanlah untuk bersaing atau menggantikan negara lain.
Lebih lanjut, Cui menjelaskan, "kami (Tiongkok) percaya bahwa hanya dengan bekerja sama untuk membangun komunitas demi masa depan bersama seluruh umat manusia, barulah masa depan itu ada, dan berpisah menjadi kubu-kubu tidak akan memberikan masa depan. Pendekatan seperti itu tidak akan membantu kita mengatasi pandemi Covid-19 yang melanda, mengatasi perubahan iklim, memberantas kemiskinan, memberantas terorisme, dan membangun ekonomi global yang lebih terbuka, inklusif, dan bersama-sama."
Tak lupa Cui mengingatkan bahwa Tiongkok selalu terbuka untuk kerja sama internasional serta berkomitmen untuk mempromosikan kerja sama multilateral. Namun, kata Cui, kerjasama apapun harus dilandasi kesetaraan, saling menguntungkan dan saling menghormati.
"Jika Anda tidak bisa memperlakukan satu sama lain secara setara, Anda tidak bisa bekerja sama. Ini bukan masalah kita, tapi masalah negara-negara Barat, mereka harus belajar bagaimana memperlakukan negara, ras dan peradaban lain secara setara", pungkas Cui.(*)
Advertisement