Lama Baca 3 Menit

Krematorium Beijing Kewalahan Bakar Jenazah Covid-19

20 December 2022, 14:10 WIB

Krematorium Beijing Kewalahan Bakar Jenazah Covid-19-Image-1
kasus covid di Beijing.

Beijing, Bolong.id - Peti mati mengular di depan gedung krematorium khusus Covid-19 di Beijing. Pekerja terlihat lebih sibuk dari biasanya.

Dilansir People Daily China 19/12/2022 Dalam beberapa hari terakhir, penyebaran Covid-19 varian Omicron, meluas di Tiongkok. Karena sangat menular, kasus Covid-19 membuat layanan pengiriman barang dan katering berhenti total.

Pemerintah Tiongkok baru-baru ini memutuskan untuk melonggarkan penguncian (lockdown) dan membuka aktivitas perekonomian di beberapa kota besar, termasuk Beijing.

Rumah duka dan krematorium di penjuru Beijing tampak berjuang untuk melayani permintaan yang melonjak, padahal banyak pekerja mereka juga terdeteksi positif Covid-19 dan tidak bekerja karena sakit.

Sejak menyetop kebijakan ketat penguncian total pada 7 Desember, Tiongkok belum melaporkan satu pun kematian akibat Covid-19. Protokol besutan Presiden Xi Jinping yang disebut sebagai "nol-Covid" tersebut dilonggarkan setelah gelombang protes di penjuru Negeri Tiongkok.

Institut riset berbasis di Amerika Serikat, pekan ini bisa menjadi momen meledaknya kasus Covid-19 di Tiongkok dan meramalkan jumlah korban jiwa Covid-19 melampaui 1 juta orang pada 2023.

Lonjakan angka kematian bakal menguji langkah otoritas Tiongkok yang bulan ini beralih dari protokol penguncian, larangan perjalanan, dan tes Covid-19 tanpa henti.

Pada Sabtu sore, jurnalis Reuters menyaksikan sekitar 30 peti mati di jalan masuk rumah pemakaman Dongjiao, krematorium khusus Covid di Beijing.

Di antara mereka, terparkir ambulans dan kereta dengan jenazah yang dibalut kain di bagasi terbuka. Jenazah tersebut kemudian diambil oleh pekerja yang menggunakan baju hazmat untuk dipindahkan ke ruang persiapan kreamsi. Tiga cerobong asap di rumah pemakaman tersebut terus-terusan mengebul.

Beberapa meter dari krematorium, di rumah pemakaman, jurnalis Reuters menyaksikan 20 kantung jenazah diletakkan di lantai. Reuters tidak bisa memastikan penyebab kematian jenazah tersebut.

Petugas keamanan di tempat parkir dan pemilik toko tempat abu kremasi di rumah pemakaman tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa angka kematian di atas rata-rata dibandingkan dengan periode sebelum 7 Desember.

Pekerja yang sakit juga berpengaruh terhadap aktivitas di lusinan rumah pemakaman di Beijing.

"Kami punya mobil dan pekerja yang lebih sedikit. Banyak yang dites positif," kata pekerja di Rumah Pemakaman Miyun kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa permintaan kremasi mengantre.

Tidak bisa dipastikan bahwa antrean permintaan kreamsi terkait kenaikan kasus Covid.

Di rumah pemakaman Huairou, satu jenazah harus menunggu 3 hari sebelum bisa dikremasi. "Anda bisa membawa jenazahnya sendiri ke sini, karena kondisinya sangat sibuk," kata staf di sana.(*)

 

 

Informasi Seputar Tiongkok.