Empon-empon corona, jamu Jokowi - Image from ekbis.sindonews.com
Mana yang lebih manjur cegah corona, jamu Jokowi atau jamu herbal Tiongkok?
Memang temulawak, jahe, kunyit sangat bagus untuk menambah daya tahan tubuh, tapi tak menyembuhkan corona juga. Namun bagaimana dengan jamu herbal Tiongkok?
Sejak wabah COVID-19 menyerang, segala produk dengan klaim pencegahan dan penyembuhan mendadak laris manis di pasaran, tak terkecuali ragam rempah nusantara seperti jahe, kunyit, dan temulawak.
Bahan-bahan tersebut dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bisa menangkal transmisi virus corona.
Mari Menguji Khasiat Bahan Tradisional Tersebut
Sebelum membahas kandungan dalam jahe dan tanaman rimpang lainnya, sebaiknya kita lebih dulu memahami sistem kerja imun.
Tubuh manusia dan hewan memiliki mekanisme unik untuk menangkal berbagai patogen berbahaya seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Mekanisme “penjaga gerbang” dari sistem kekebalan tubuh itu ditemukan oleh Bruce Beutler dan Jules Hoffmann.
Mereka mengatakan bahwa respon imun memiliki fase bawaan dan adaptif untuk menangkal patogen.
Patogen menginvasi tubuh lewat luka terbuka atau mukosa. Karenanya untuk mencegah penularan COVID-19, kita diminta rajin mencuci tangan dan menghindari memegang wajah.
Sebab tangan yang terkontaminasi virus bisa saja menjadi media penularan ketika menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Ketika sudah masuk ke dalam tubuh, patogen akan memperbanyak diri dan memiliki misi untuk merusak sel dalam tubuh, alias membikin penyakit. Tapi, perjalanan mereka mencapai tahap ini tidaklah mudah.
Patogen akan dihadang oleh makrofag (sel pada jaringan di darah putih) sebagai garda depan penjaga tubuh.
Perang antar keduanya akan mengundang bala bantuan dari sela lain pada jaringan darah putih, bernama neutrofil.
Tentara layer kedua ini bertugas mencegah patogen membuat kerusakan lebih lanjut seperti infeksi dan penyakit.
Jika peperangan masih sengit, maka sel dendritik yang sedari awal mengawasi jalannya perang akan memanggil pasukan tambahan berupa antigen.
Setelah itu Sel T dan Sel B maju ke untuk perang melawan pantogen, mereka memproduksi senjata berupa antibodi untuk melumpuhkan musuh.
Ketika para tentara menang melawan musuh, sel tubuh yang mati akibat perang tumbuh kembali.
Sementara sel imun yang sudah selesai bertugas akan bunuh diri. Tapi mereka meninggalkan sel memori yang merekam ciri-ciri musuh, sel memori ini akan mengenali dan membunuh musuh yang sama di masa mendatang dan membentuk kekebalan adaptif.
Infografis khasiat "jamu jokowi" dan herbal Tiongkok - Image from bolong.id
Khasiat tanaman empon-empon pada Jamu Jokowi
1. Jahe Merah
Jahe merah - Image from makassar.tribunnews.com
Sudah sejak lama ramuan jahe dipercaya memiliki kemampuan untuk meredakan berbagai macam gejala penyakit seperti pilek, mual, radang sendi, migrain, dan hipertensi.
Fakta ini tercantum dalam edisi kedua Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. Herbal yang lazim dikonsumsi dengan madu ini menawarkan senyawa anti-inflamasi termasuk antioksidan zat yang melindungi tubuh dari kerusakan oleh radikal bebas.
Studi yang dilakukan oleh Sepide Mahluji, dkk pada (2013) telah menyimpulkan bahwa suplemen jahe yang dikonsumsi oral dapat berhasil mengurangi peradangan pada pasien diabetes tipe 2. Suplemen jahe juga dapat mengurangi gangguan pencernaan, kembung, dan kram usus.
Sementara penelitian lainnya yang diterbitkan oleh jurnal Ethnopharmacol pada (2013) menyebut seduhan jahe segar yang biasa kita mengenalnya sebagai wedang jahe memiliki khasiat antivirus dan sifat antibakteri. Tim peneliti menemukan bahwa wedang jahe bisa menangkal virus penyebab infeksi pernapasan (HRSV).
Hanya saja takaran jahe dalam penelitian tersebut rata-rata berdosis tinggi, sehingga belum diketahui efek ramuan jahe “penangkal” corona yang rata-rata dosisnya tidak pasti atau takarannya disupervisi oleh ahli.
2. Temulawak
Ramuan temulawak - Image from hellosehat.com
Manfaat temulawak yakni salah satunya untuk menjaga kebugaran. Bahkan mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek rajin minum jamu temulawak sebagai caranya untuk menjaga kebugaran di tengah kesibukan.
3. Kunyit
Kunyit - Image from hellosehat.com
Manfaat kunyit yakni antioksidan, antitumor, dan antikanker. Sebab senyawa yang terkandung dalam kunyit yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri mempunyai peranan dalam pemanfaatan kunyit.
Berdasarkan pernyataan ketua umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) Hardhi Pranat yang menyebutkan ada tanaman herbal lain, yakni kunyit, kunyit mengandung zat kurkumin yang bekerja untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Manfaat serupa diberikan oleh zat polifenol dalam jahe. Kunyit juga memiliki zat anti kataral yang dapat memperbanyak produksi lendir.
Lendir tersebut bisa membantu mengeluarkan virus saat menyerang saluran pernapasan. Hanya saja Hardhi menyebutkan bahwa efek-efek tersebut baru bisa didapat setelah mengkonsumsi herbal rimpang secara rutin dalam jangka waktu panjang.
Khasiatnya juga cuma membantu meningkatkan daya tahan tubuh, bukan membunuh virus maupun bakteri. Terlebih, virus corona dalam klaim penyembuhan obat tersebut belum tentu SARS-CoV-2 pemicu COVID-19. Tapi bisa saja virus corona penyebab pilek biasa.
“Jangan samakan jahe atau kunyit itu seperti antibiotik (bersifat membunuh bakteri),” ujar Hardhi.
4. Kencur
Kencur - Image from www.99.co/
Manfaat kencur salah satunya mengobati batuk. Sebab kencur mengandung zat yang juga terkandung dalam jahe dan kunyit.
Kencur dapat menjadi obat tradisional untuk atasi batuk berdahak, membuat pernapasan lebih lega, dan membantu proses penyembuhan batuk yang optimal.
5. Sereh
Sereh - Image from 8villages.com
Salah satu manfaat sereh yakni menurunkan demam. Kandungan sereh juga bisa membantu mengeluarkan zat-zat berbahaya dari tubuh.
Khasiat Jamu Herbal Tiongkok Shuanghuanglian
Institut Shanghai Materia Media (SIMM), dibawah Akademi Ilmu Pengobatan Chine dan Institut virologi Wuhan telah menemukan bahwa cairan oral Shuanghuanglian dapat digunakan untuk menghambat Covid-19.
Terbuat dari campuran honeysuckle, kopiah Chine dan forsythua. Shuanghuanglian dipercaya sebagai antivirus, antibakteri dan baik untuk kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, sering digunakan untuk meringankan gejala seperti demam, batuk, dan sakit tenggorokan.
Lalu apa saja yang terkandung dalam ramuan jamu herbal Tiongkok tersebut? Berikut kami paparkan:
1. Honeysuckle
Honeysuckle - Image from gardenersworld.com
Honeysuckle adalah teh bunga untuk mengobati berbagai jenis flu, dan demam. Dia juga bisa meredakan panas berlebihan dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Karena mengandung lonicerin, saponin dan inositol tanaman ini juga memiliki efek antibakteri dan antivirus.
2. Kopiah Cina
Tanaman kopiah cina - Image from klcbs.net
Kopiah Cina atau bahasa latinnya Scutellaria baicalensis adalah tanaman berbunga dari keluarga Lamiaceae. Yang sangat berguna untuk antioksidan, anti inflamasi yang kuat, anti penuaan dan melindungi kulit.
Bahkan akar dari tumbuhan ini juga dapat menghambat biosintesis LTB4 dan LTC4 di Leukocyte dan mencegah pelepasan media reaksi alergi.
3. Forsythia
Tanaman forsythia - Image from wikipedia.org
Forsythia adalah tanaman yang buahnya dapat dijadikan obat. Fungsi utama forsythia adalah membersihkan panas dan bahan beracun, mengurangi pembengkakan dan penyakit demam.
Penelitian menunjukkan bahwa forsythia memiliki efek antimikroba spektrum luas dan efek anti inflamasi yang signifikan.
Namun pemerintah Tiongkok sedang mengumpulkan data klinis untuk pengujian obat Shuanghuanglian tersebut. Pemerintah mengatakan bahwa belum ada bukti yang cukup untuk membuktikan bahwa obat herbal apapun dapat membunuh virus tersebut.
Solusinya Hanya Cuci Tangan
Mencuci tangan solusinya - Image from liputan6.com
Dari Vietnam yang berhasil menyembuhkan semua pasien COVID-19 Indonesia perlu belajar, bahwa pemerintah memiliki andil besar dalam upaya preventif dan penanganan.
Pernyataan dari Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam, mengatakan keberhasilan Vietnam adalah buah usaha pemerintah proaktif dan konsisten. Dua pekan setelah kasus COVID-19 pertama kali diumumkan, Kementerian Kesehatan Vietnam langsung melarang sekitar 10 ribu penduduk Son Loi keluar rumah selama 20 hari.
Mereka juga meliburkan sekolah, menghentikan impor, dan melarang konsumsi hewan liar. Di waktu bersamaan pemerintah meningkatkan pengawasan intensif, pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, serta memberikan komunikasi risiko, dan kolaborasi multi-sektoral.
“Di tahap penyembuhan dokter akan mengobati gejala pasien, pasien diminta menjalani diet ketat bergizi. Lalu tingkat saturasi oksigen dalam darah pasien selalu dimonitor,” tulis Al Jazeera merangkum upaya-upaya penanganan yang dilakukan negara ini.
Tak lupa himbauan untuk selalu cuci tangan, melakukan pemeriksaan suhu, dan penyemprotan desinfektan di tempat-tempat publik. Agaknya sejauh ini cara yang paling efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah cuci tangan, sementara penyembuhan masih bersifat suportif.
WHO juga sudah memperingatkan bahwa antibiotik tak manjur menyembuhkan COVID-19 karena hanya berfungsi pada infeksi bakteri. Sementara untuk infeksi virus seperti SARS-CoV obatnya hanyalah vaksin bukan jahe atau rimpang-rimpangan lain.
Sebagian besar virus (termasuk SARS-CoV-2) tersusun dari RNA, protein dan lipid. Bayangkan bentuk virus ini serupa tembok yang disusun dari batu bata dengan perekat berupa kombinasi ikatan hidrogen.
Mereka semakin menempel kuat pada permukaan kasar seperti kayu, kain, dan kulit karena permukaan kasar membentuk lebih banyak ikatan hidrogen.
Pondasi kuat virus hanya bisa diruntuhkan dengan kelembaban, sinar matahari (sinar UV), dan panas (gerakan molekuler). Jadi cuci tangan dengan sabun terbukti paling ampuh meruntuhkan benteng virus.
Dilihat dari struktur penyusunnya sabun mengandung zat seperti lemak yang dikenal sebagai amphiphiles (secara struktural mirip lipid dalam membran virus).
“Molekul sabun bersaing dengan lipid dan ikatan non-kovalen lain yang membantu protein, RNA, dan lipid menempel,” jelas Palli Thordarson seorang ahli kimia dari Universitas New South Wales, dilansir dari Market Watch.
Intinya, sabun melarutkan perekat yang menyatukan virus. Dan disinfektan, atau cairan, tisu, gel, dan krim ini mengandung alkohol yang memiliki efek serupa tetapi tidak seefektif sabun untuk mencegahnya.
Agen antibakteri dalam produk-produk tersebut tidak banyak mempengaruhi struktur virus.
Boleh-boleh saja minum jahe dan rimpang sejenisnya untuk memperkuat daya tahan tubuh. Yang salah adalah menganggap semua sebagai obat COVID-19. Padahal kita punya cara yang lebih praktis, yakni cukup dengan cuci tangan pakai sabun.
Advertisement