Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berbicara selama kunjungan ke pangkalan udara militer Penghu Magong di Pulau Penghu, Taiwan (22/9/20) - Image from AP
Taipei, Bolong.id - Taiwan pada Kamis (24/9/20) mengutuk aktivitas militer Tiongkok baru-baru ini setelah Beijing mengirim dua pesawat pengintai militer ke pulau itu selama tiga hari berturut-turut, menyebutnya sebagai "provokasi yang disengaja."
Ketegangan meningkat di Selat Taiwan ketika AS meningkatkan keterlibatan resminya dengan pulau yang diperintah sendiri yang dianggap Tiongkok sebagai bagian dari wilayah nasionalnya.
Pada Senin, Selasa, dan Rabu, Tiongkok mengirim dua pesawat ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan. Sebagai tanggapan, pihak Taiwan mengirimkan patroli udara, kata kementerian itu.
"Kami menentang Tiongkok menggunakan kekuatan militer melawan Taiwan, dengan sengaja melanggar keamanan wilayah udara dan laut Taiwan serta merusak status quo," tambah Chiu Chui-Cheng (邱垂正), Wakil Menteri di Dewan Urusan Daratan Taiwan. “Pemerintah kami akan terus bekerja sama dengan negara-negara dengan nilai-nilai serupa.”
Saat ditanya tentang serangan mendadak, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok Tan Kefei mengatakan mereka bertujuan untuk menunjukkan "tekad dan kemampuan Tiongkok untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial".
Penerbang Taiwan bertepuk tangan ketika mereka mendengarkan Presiden Taiwan Tsa Ing-wen berbicara selama kunjungannya ke pangkalan udara militer Penghu Magong di Pulau Penghu (22/9/20) - Image from AP
Tiongkok menargetkan "campur tangan pasukan eksternal dan sejumlah kecil separatis kemerdekaan Taiwan dan kegiatan separatis mereka," kata Tan pada pertemuan bulanan.
Pekan lalu, Tiongkok mengirim total 37 pesawat tempur, termasuk pembom dan jet tempur, melintasi Selat Taiwan sebagai peringatan ketika seorang pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS mengunjungi pulau itu. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pesawat melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Garis tengah telah bertindak sebagai zona penyangga tidak resmi antara Tiongkok dan Taiwan selama beberapa dekade, dalam apa yang disebut Dewan Urusan Daratan sebagai "perjanjian diam-diam yang menjaga perdamaian."
Pada Senin (21/9/20), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin (王文斌) membantah adanya garis tengah, mengatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok. Dia juga memperingatkan bahwa Tiongkok akan membalas kunjungan AS. “Kami akan melakukan tindakan penanggulangan, termasuk terhadap individu terkait,” ujarnya. (*)
Advertisement