Lama Baca 3 Menit

Tesla Gugat Pemerintah AS Soal Tarif Impor Sparepart dari China

25 September 2020, 08:52 WIB

Tesla Gugat Pemerintah AS Soal Tarif Impor Sparepart dari China-Image-1

Ilustrasi Tesla - Image from Tesla

Jakarta, Bolong.id - Tesla Inc. menggugat untuk menghentikan pemerintah Amerika Serikat dari memungut tarif pada suku cadang yang diimpor dari Tiongkok untuk pembuatan mobil listriknya.

Bloomberg melaporkan, Tesla pada Senin (21/9/20) mengajukan gugatan mengenai tarif yang diberlakukan oleh Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) atas impor dari China di Pengadilan Perdagangan Internasional AS di New York.

Pembuat mobil dalam pengajuannya menyebut tarif "sewenang-wenang, berubah-ubah, dan penyalahgunaan kebijaksanaan." Ia ingin pengadilan menyatakan tugas itu melanggar hukum dan memerintahkan pengembalian dana, dengan bunga, jumlah yang sudah dibayarkan.

USTR tahun lalu menolak tawaran Tesla untuk menghindari tarif 25 persen pada komputer dan tampilan layar buatan China yang digunakannya dalam mobil listrik Model 3.

Saat itu, perseroan beralasan bahwa kenaikan biaya yang dikenakan oleh tarif akan menyebabkan kerugian ekonomi melalui peningkatan biaya dan berdampak pada profitabilitas.

Pada 2018, perusahaan memperkirakan bahwa tarif tambahan untuk suku cadang yang bersumber dari China akan menurunkan laba kotor sebesar 50 juta dolar AS pada kuartal keempat tahun ini.

Saham Tesla pada Rabu anjlok 10 persen menjadi 380,36 dolar AS setelah acara "Battery Day" tahunan, di mana CEO-nya Elon Musk mengatakan perusahaan akan memangkas biaya untuk membangun mobil listrik murah dengan label harga 25.000 dolar AS dalam tiga tahun.

Produsen mobil lain, termasuk General Motors, Volvo, Ford dan Mercedes-Benz juga telah bergabung dalam pertempuran untuk menuntut pemerintah AS karena kenaikan biaya yang disebabkan oleh tarif tambahan pada suku cadang mobil dari China, AFP melaporkan.

Mercedes-Benz berargumen bahwa undang-undang AS "tidak memberikan wewenang kepada terdakwa untuk mengajukan perkara perang dagang yang luas selama berapa lama pun, dan dengan cara apa pun, yang mereka pilih," lapor AFP. (*)