Lama Baca 3 Menit

Shanghai Larang Audio Keras Saat Naik Kereta

03 December 2020, 13:19 WIB

Shanghai Larang Audio Keras Saat Naik Kereta-Image-1

Shanghai Larang Audio Keras Saat Naik Kereta - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Shanghai, Bolong.id - Setelah menerima banyak keluhan tentang kebisingan di kereta bawah tanah, Kota Shanghai melarang penumpang kereta bawah tanah menggunakan pengeras suara pada perangkat elektronik mereka, termasuk ponsel.

"Benar-benar mengganggu saya ketika seseorang menyalakan TikTok, Kuaishou, dll. Tanpa memakai headphone," seorang penumpang bermarga Wang mengeluh, dilansir dari CGTN, Kamis (3/12/2020).

Peraturan itu muncul delapan bulan setelah Kementerian Transportasi Tiongkok melarang promosi komersial, menari, menyanyi, dan mengemis di kereta bawah tanah. Sejauh ini, Shanghai, Beijing, Tianjin, Wuhan, dan Kunming semuanya melarang kebisingan di gerbong kereta bawah tanah.

Cao Zhenghui, seorang inspektur transportasi kereta Shanghai, mengatakan pekerja kereta bawah tanah pertama-tama akan mencoba membujuk pengendara yang menggunakan perangkat bising untuk berhenti, jika gagal, petugas akan merujuk masalah tersebut ke departemen keamanan publik. Penumpang lain dipersilakan untuk melaporkan pelanggaran.

Di bawah undang-undang keamanan publik Tiongkok, siapa pun yang mengganggu ketertiban di bus, kereta bawah tanah, kereta api, dan kendaraan umum lainnya akan dihukum dengan pemberitahuan peringatan atau denda hingga 200 yuan (setara Rp431 ribu). Jika situasinya serius, pelanggar dapat ditahan hingga sepuluh hari dan didenda hingga 500 yuan (sekitar Rp1 juta).

Sejak larangan kebisingan di kereta bawah tanah diberlakukan, beberapa orang menyerukan agar hal itu diperluas ke semua kendaraan umum. Bulan lalu, dilaporkan bahwa kereta berkecepatan tinggi Beijing-Shanghai dan kereta kecepatan tinggi Chengdu-Chongqing telah menyetel "gerbong bisu" pada kereta yang dapat dipesan penumpang, tetapi mereka harus mematikan perangkat elektronik mereka.

Beberapa hari yang lalu, akun resmi China Railway meminta opini publik tentang kebijakan "kereta bisu", yang juga mengharuskan penumpang untuk menghindari berbicara dengan keras.

Di bagian komentar, seorang warganet mengatakan tidak perlu meminta semua orang di kereta untuk diam karena banyak yang naik kereta untuk melakukan bisnis. Mereka terkadang harus melapor ke atasan, berbicara dengan klien, dan berpartisipasi dalam rapat daring. 

Penumpang lain mengatakan dia adalah ibu dari dua anak, dan sangat sulit bagi orang tua untuk membuat anak tetap tenang. "Ada bayi, balita, dan anak kecil di kereta. Ini adalah skenario yang sangat normal dan ini adalah kehidupan sehari-hari kami. Kami tidak dapat meminta semua orang untuk tidak bersuara di kereta," tambah sang ibu tersebut. (*)