Hoaks: Vaksin COVID-19 Akibatkan Lima Orang Tewas - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Jakarta, Bolong.id - Unggahan di Facebook bahwa uji klinis vaksin COVID-19 menewaskan lima orang, diyakini sebagai hoaks. Unggahan tertanggal 11 September 2020 itu demikian:
"Ini pilihan yang sulit. Apakah saya berisiko tertular COVID-19 dengan tingkat kesembuhan 99,9% atau apakah saya mendapatkan vaksin dengan tingkat Reaksi Merugikan 80%, dan (yang) telah membunuh 5 orang sejauh ini dalam uji klinis? Betapa sulitnya."
Dilansir dari Reuters, Sabtu (26/9/2020), sejauh ini belum ada laporan tentang kematian di tengah perlombaan para ilmuwan untuk menghasilkan vaksin COVID-19. Lusinan vaksin COVID-19 pun sedang dikembangkan saat ini.
Di antara vaksin tercanggih yang sedang dikembangkan di seluruh dunia adalah vaksin AstraZeneca. Perusahaan telah melanjutkan uji klinis vaksin di Inggris setelah menangguhkannya pada awal bulan ini ketika seorang peserta jatuh sakit.
Namun pada 24 September 2020, perusahaan tersebut mengatakan masih menunggu persetujuan FDA (Food and Drug Administration) untuk memulai kembali uji klinis di Amerika Serikat. Uji klinis fase 1 dan 2 yang telah dilakukan vaksin tersebut melaporkan bahwa tidak ada efek samping yang serius di antara peserta yang mengikutinya. Kelelahan dan sakit kepala adalah reaksi yang paling sering dilaporkan.
Pesaing utama lainnya adalah Moderna yang mengatakan telah mendaftarkan lebih dari 25.000 peserta dalam uji klinis fase 3. Setelah uji klinis fase 1, dilaporkan bahwa tidak ada sukarelawan uji klinis yang mengalami efek samping yang serius, tetapi lebih dari setengah melaporkan reaksi ringan atau sedang, seperti kelelahan, sakit kepala, menggigil, nyeri otot atau nyeri di tempat suntikan.
Pfizer juga mengatakan peserta menunjukkan efek samping ringan hingga sedang ketika diberi vaksin COVID-19 eksperimental mereka. Sementata perusahaan Tiongkok SinoVac mengatakan CoronaVac-nya tidak menyebabkan efek samping yang parah pada fase awal uji klinis di bulan Mei. Selain itu, uji klinis vaksin Sputnik-5 Rusia melaporkan tidak ada efek samping yang serius dalam hasil yang diterbitkan bulan ini oleh jurnal medis The Lancet.
Unggahan pada Facebook tersebut juga menyebutkan COVID-19 "dengan tingkat pemulihan 99,9%". Di sisi lain, para ahli telah berhati-hati dalam menggunakan istilah angka kematian atau angka kesembuhan, sebagian karena jumlah kematian dan pasien terus berubah, dan sebagian lagi karena tidak setiap kasus virus dapat terdeteksi.
Sehingga, klaim bahwa uji klinis vaksin COVID-19 telah membunuh lima orang adalah hoaks. Produsen vaksin terkemuka telah melaporkan efek samping vaksin yang muncul dalam uji klinis, dan tidak ada yang menyebutkan kematian.
Advertisement