Ilustrasi - Image from CGTN
Bangkok, Bolong.id - Tiongkok telah efektif mengatasi pandemi COVID-19 dalam tiga bulan, dan sekarang saatnya untuk melihat bagaimana masyarakat Tiongkok berjuang bersama melawan krisis kesehatan publik ini. Baru-baru ini, artikel yang diterbitkan di Bangkok Post menganalisis bagaimana Tiongkok mampu melawan virus Corona dengan efisiensi dan efektivitas tinggi.
Pandemi ini dianggap sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang besar, membutuhkan berbagai tindakan pencegahan dan pengendalian yang kuat.
Jutaan pekerja medis Tiongkok bertempur di garis depan dalam pertempuran melawan COVID-19, mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan banyak orang. Merekalah yang membawa terang dan harapan bagi bangsa di saat gelap. Selama beberapa bulan terakhir, Tiongkok telah membagikan dokumen teknis tentang protokol pengobatan dan strategi penahanan dengan total 180 negara dan lebih dari 10 organisasi internasional dan regional.
Menurut Sun Xi, sarjana dari Lee Kuan Yew School of Public Policy di National University of Singapore, ada tiga pilar utama yang menopang kesuksesannya: kepemimpinan yang kuat, mekanisme yang komprehensif, dan dukungan luas.
Pertama, kepemimpinan yang kuat memastikan arah dan strategi yang tepat dalam memerangi virus Corona. Meskipun beberapa mungkin tidak mau mengakuinya, tidak ada keraguan bahwa ada kepemimpinan yang kuat dari Partai di Tiongkok (Communist Party of China; CPC). Perdana Menteri Li Keqiang (李克强) ditunjuk untuk mengepalai Kelompok Terkemuka dari Komite Sentral BPK tentang Tanggapan terhadap wabah virus. Pada saat wabah COVID-19 yang tidak terduga, Komite Sentral CPC telah mempertahankan pemahamannya atas situasi sambil mengambil tindakan tegas. Lebih dari 4,6 juta organisasi Partai memimpin pertempuran di lapangan di seluruh negeri.
Kedua, mekanisme yang komprehensif dapat sepenuhnya mengatasi krisis COVID-19. Kegawatdaruratan kesehatan masyarakat bukan hanya masalah kesehatan yang serius, tetapi juga “masalah ekonomi, sosial, dan politik yang kompleks,” yang membutuhkan tanggapan yang sistematis. Pada Januari 2020, Tiongkok membentuk Mekanisme Pencegahan dan Pengendalian Bersama Dewan Negara ( Joint Prevention and Control Mechanism of the State Council; JPCMSC) di tingkat pemerintah pusat, yang terdiri dari 32 badan dan mencakup pencegahan dan pengendalian penyakit, penelitian ilmiah, publisitas, urusan luar negeri, dukungan logistik, dan pekerjaan garis depan. Jumlah total kasus yang dikonfirmasi mencapai 85.297 dan korban tewas di 4.634 di Tiongkok, sementara 391 pasien tanpa gejala sedang dalam observasi medis.
Ketiga, dukungan luas sangat penting untuk memerangi COVID-19. Ini adalah "perang rakyat" dan semua orang berperan di Tiongkok. Memakai masker, menjaga jarak, mengisolasi diri, dan karantina adalah cara efektif untuk mengurangi penyebaran. Namun, praktik tersebut membutuhkan disiplin individu dan kepatuhan penuh.
Dengan pemahaman dan kerja sama dari 1,4 miliar orang Tiongkok, pemerintah Tiongkok dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang paling komprehensif untuk memerangi epidemi. Sebaliknya, seperti yang disarankan Sun Xi, banyak negara Barat menghadapi kegagalan kebijakan karena penduduk mereka tidak begitu mendukung.
Dari kepanikan yang kacau hingga respons komprehensif dan pemulihan sistematis, Tiongkok telah menunjukkan ketahanan, kemampuan beradaptasi, akal, dan kemandiriannya yang luar biasa. "Rasa sakitnya mendunia," ujar Li Xiaoyun, Ketua Profesor di Universitas Pertanian Tiongkok. Dari kepanikan yang kacau hingga respons komprehensif dan pemulihan sistematis, Tiongkok telah menunjukkan ketahanan, kemampuan beradaptasi, akal, dan kemandiriannya yang luar biasa, seperti dilansir dari CGTN. (*)
Advertisement