Lama Baca 4 Menit

China Dukung Strategi Global Percepat Berantas Kanker Serviks dari WHO

11 December 2020, 17:08 WIB

China Dukung Strategi Global Percepat Berantas Kanker Serviks dari WHO-Image-1

Ilustrasi - Image from CGTN

Beijing, Bolong.id - Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission; NHC) Tiongkok  telah menyuarakan dukungan penuh "Strategi Global untuk Mempercepat Penghapusan Kanker Serviks" yang diluncurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dokumen tersebut telah menetapkan tiga target yang harus dipenuhi pada 2030: setidaknya 90 persen anak perempuan yang divaksinasi penuh dengan vaksin human papillomavirus (HPV) pada usia 15 tahun; 70 persen wanita diskrining menggunakan tes kinerja tinggi pada usia 35 dan lagi pada usia 45; dan 90 persen wanita yang diidentifikasi dengan penyakit serviks menerima perawatan (90 persen wanita dengan pra-kanker dirawat dan 90 persen wanita dengan kanker invasif dikelola).

Kanker serviks adalah penyakit yang dapat dicegah dan juga dapat disembuhkan jika dideteksi secara dini dan diobati secara memadai, namun ini adalah kanker paling umum keempat di antara wanita di seluruh dunia, menurut pernyataan dari WHO, mencatat bahwa tanpa mengambil tindakan tambahan, jumlah kasus baru setiap tahunnya meningkat. Diperkirakan meningkat dari 570.000 menjadi 700.000 antara 2018 dan 2030, sementara jumlah kematian tahunan diproyeksikan meningkat dari 311.000 menjadi 400.000.

Di Tiongkok, data terbaru menunjukkan bahwa ada sekitar 130.000 kasus baru setiap tahun, terhitung 28 persen dari total global, dan usia permulaan juga menjadi lebih awal di Tiongkok.

Sejauh ini, vaksin HPV yang tersedia di Tiongkok mencakup satu vaksin domestik dan tiga vaksin impor.

Pada 2009, Tiongkok menerapkan program skrining kanker serviks untuk wanita pedesaan ke dalam layanan kesehatan publik nasional utama dan pada 2019, lebih dari 120 juta pemeriksaan kanker serviks dilakukan secara gratis di seluruh negeri.

"Menghilangkan kanker apa pun akan pernah tampak seperti mimpi yang mustahil, tetapi kami sekarang memiliki alat berbasis bukti yang hemat biaya untuk membuat mimpi itu menjadi kenyataan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari CGTN.

Sementara itu, dilansir dari Kompas, kanker serviks adalah kanker dengan jumlah paling banyak ke dua yang diderita wanita di Indonesia, setelah kanker payudara, dari angka kejadian atau kasusnya serta angka kematiannya.

Setiap tahun, ada sekitar 14.000 wanita Indonesia didiagnosis menderita kanker serviks dan lebih dari 7.000 orang meninggal dunia akibat penyakit ini. Hal ini berarti dalam setiap satu jam, terdapat satu orang wanita yang meninggal dunia karena kanker serviks atau kanker rahim, dengan prevalensi dalam lima tahun sekitar 64,9 persen.

Menurut Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Prof dr Abdul Kadir PhD Sp THT-KL(K) MARS, prevalensi kasus penyakit kanker ini tinggi. Sebab, gejalanya memang banyak yang samar. (*)