Lama Baca 5 Menit

Indonesia Bersiap Gunakan Vaksin COVID-19 China untuk Darurat

16 October 2020, 11:08 WIB

Indonesia Bersiap Gunakan Vaksin COVID-19 China untuk Darurat-Image-1

Vaksin Sinovac - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Indonesia kini bersiap menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 dari Tiongkok, ujar seorang pejabat senior kesehatan Indonesia. Jika benar digunakan, itu jadi negara kedua di luar Tiongkok yang melakukannya.

Sebelumnya, Uni Emirat Arab menyetujui vaksin Tiongkok untuk penggunaan darurat pada bulan lalu. Sementara itu, di Tiongkok, ratusan ribu orang, dari pekerja medis garis depan hingga staf bea cukai, telah disuntik dengan vaksin di luar uji klinis.

Dilansir dari The Wall Street Journal, pemerintah Indonesia menyatakan akan memperoleh 18 juta dosis pada akhir tahun ini dari perusahaan farmasi Tiongkok, di antaranya Sinovac Biotech Ltd., Sinopharm dan CanSino Biologics Inc., yang vaksinnya masih menjalani uji klinis di berbagai belahan dunia.

Petugas kesehatan, polisi dan tentara akan menjadi yang pertama menerima vaksin di bawah otorisasi penggunaan darurat (emergency use authorization; EUA), secepatnya pada November, kata Achmad Yurianto, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan RI.

“Mempercepat distribusi untuk menjaga agar (penerima vaksin) tetap aman dari kemungkinan tertular,” tambahnya.

Negara terpadat keempat di dunia ini telah berjuang menurunkan kasus COVID-19, dengan rata-rata lebih dari 4.000 infeksi sehari dalam beberapa pekan terakhir, telah mencatat 12.000 kematian, tertinggi di Asia Timur.

Indonesia menjadi tuan rumah uji klinis Tahap 3 untuk vaksin yang dikembangkan oleh salah satu dari tiga perusahaan Tiongkok, Sinovac.

Proses yang dimulai pada Agustus 2020 sejauh ini belum menunjukkan efek samping negatif yang serius bagi para partisipan, kata Yurianto. Uji klinis tersebut dijadwalkan akan selesai dalam beberapa bulan ke depan, kemungkinan setelah penggunaan darurat dimulai di Indonesia.

Yurianto mengatakan, para pejabat akan memiliki kesempatan untuk mengevaluasi hasil uji klinis vaksin COVID-19 yang dilakukan perusahaan Tiongkok di tempat lain sebelum membuat keputusan akhir mengenai EUA.

Delegasi pemerintah Indonesia, termasuk tim dari BPOM (Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan), melakukan perjalanan ke Tiongkok selama dua minggu mulai Rabu (14/10/20) untuk melakukan inspeksi mutu vaksin COVID-19 di fasilitas produksinya di Tiongkok, katanya.

Uji klinis Tahap 3 untuk kemanjuran dan keamanan dalam skala besar, biasanya melibatkan puluhan ribu sukarelawan. Uji klinis vaksin Tiongkok ini sedang berlangsung di lebih dari belasan negara, termasuk Brasil, Maroko, Argentina, Pakistan, dan Rusia.

Pakar dari Western Health memperingatkan bahwa hanya hasil uji klinis Tahap 3 yang dapat secara meyakinkan menentukan keamanan dan kemanjuran vaksin COVID-19, dan Tiongkok menggunakan vaksinnya terlalu luas.

Sementara itu, beberapa ahli kesehatan masyarakat di Indonesia khawatir, penyebaran vaksin yang belum terbukti, secara terburu-buru dapat membahayakan. Pandu Riono, Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) mengatakan, menggunakan vaksin pada awal November 2020 akan "sangat berbahaya". Studi tentang kemanjuran dan keamanan vaksin harus dipublikasikan dan ditinjau secara terbuka oleh para ahli internasional sebelum vaksin tersebut diizinkan untuk digunakan, katanya.

Yurianto mengatakan, vaksin hanya akan menerima EUA jika petugas merasa yakin bahwa vaksin tersebut aman.

Jika Indonesia menyetujui penggunaan terbatas vaksin CanSino dan Sinovac, Indonesia akan menjadi negara pertama di luar Tiongkok yang melakukannya. Itu bisa menjadi hadiah bagi Beijing, yang berusaha menjadi penyedia vaksin yang dominan bagi negara berkembang.

Tiongkok menyetujui vaksin CanSino pada Juni 2020 untuk digunakan pada militer Tiongkok. Seorang juru bicara CanSino menolak untuk mengatakan berapa banyak anggota militer yang telah menggunakan vaksin tersebut, atau apakah telah disetujui oleh otoritas Tiongkok untuk penggunaan darurat di luar militer.

Sinovac dan Sinopharm tidak menanggapi komentar tersebut. Vaksin mereka dikerahkan untuk penggunaan darurat di Tiongkok mulai Juli 2020, sebagaimana dilansir dari The Wall Street Journal. (*)