Donald Trump Saat Berbicara di Konferensi Pers - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Washington DC, Bolong.id - Massa aksi unjuk rasa akibat kematian George Floyd semakin meluas. Untuk menyuarakan aspirasinya, para demonstran ini bahkan sampai melakukan aksinya hingga ke luar Gedung Putih, pada hari Jumat (29/5/2020) lalu . Hal ini dilakukan agar suara mereka didengar oleh Donald Trump. Namun alih-alih mendengar, Trump beserta keluarganya justru diungsikan ke sebuah bunker bawah tanah demi keselamatan dan keamanannya.
Seperti diketahui, aksi protes mulai dilakukan pada Jumat (29/5) malam dan mereda pada Sabtu (30/5) pagi. Sepanjang malam, aksi massa melantunkan dukungan mereka untuk George Floyd. Mereka juga berhadapan dengan petugas keamanan presiden (Secret Service) selama berjam-jam dengan berteriak, melempar botol-botol air, dan benda-benda lain serta berusaha untuk menerobos barisan penghalang. Para demonstran juga mendorong para petugas dan bentrokan yang terjadi membuat beberapa petugas dan demonstran alami luka ringan.
Mengutip dari CNBC, setelah adanya kejadian ini, Trump dijuluki oleh netizen sebagai #BunkerBoy dikarenakan dirinya memilih bersembunyi ketika amarah publik sedang tinggi-tingginya. Media besar seperti The New York Times pada Selasa (2/6/2020) malah menggunakan judul berita utama soal #BunkerBoy tersebut seolah mengkritik sikap Trump yang menggunakan kekerasan untuk menghadapi pendemo, namun bersembunyi di bunker.
Tak berbeda dengan AS, Tiongkok pun saat ini sedang dihadapkan dengan kondisi kerusuhan serupa meski dengan tujuan yang berbeda yakni ketidaksetujuan masyarakat setempat terkait UU Keamanan Nasional Hong Kong. Sebagai negara demokrasi, hal serupa sebenarnya juga pernah dialami Indonesia paska digelarnya Pemilihan Presiden tahun 2019 lalu.
Sumber: kompas.com, akurat.co, cnbcindonesia.com
Advertisement
