Lama Baca 8 Menit

Berkegiatan Selama Pandemi? Perhatikan Risikonya

23 June 2020, 17:59 WIB

Berkegiatan Selama Pandemi? Perhatikan Risikonya-Image-1

Ilustrasi Gambar - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - COVID-19 membuat banyak kegiatan yang ingin dilakukan harus ditunda, bahkan ditiadakan. Sekarang, setelah kondisi  mereda, tidak dipungkiri masih banyak negara yang sedang berjuang melawan virus ini. Wabah COVID-19 di Tiongkok yang sudah mereda pun masih harus dikejutkan dengan munculnya kasus baru di Beijing. Di sisi lain, saat ini di Indonesia, COVID-19 masih menjadi masalah serius di berbagai wilayah, meski ada juga wilayah yang sudah melakukan pelonggaran pembatasan sosial, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Melansir lifetimes.cn, dalam persiapan menghadapi New Normal ini, ada beberapa saran dari Dokter Yang Zhanqiu (杨占秋), seorang Profesor di Institut Virologi, Sekolah Kedokteran Dasar, Departemen Medis Universitas Wuhan, yang dapat kita pelajari agar kita dapat menilai rendah atau tingginya risiko suatu kegiatan, sehingga kita dapat bijak memilih kegiatan seperti apa yang bisa kita lakukan. Yuk simak penjelasannya!

1. Olahraga

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tentu kita harus berolahraga. Untuk Rekan Bolong yang berada di rumah saja atau pun yang ingin berolahraga di luar, ada beberapa tips nih agar teman-teman bisa memilih olahraga dan lingkungan dengan risiko yang lebih rendah, daripada memilih lingkungan dengan risiko yang tinggi. 

Aktivitas olahraga dengan risiko rendah dapat dilakukan apabila Rekan Bolong melakukannya di rumah saja. Di rumah, olahraga yang bisa dilakukan adalah latihan aerobik, supaya kita dapat tetap bugar. Jika ada treadmill atau peralatan olah raga lainnya, Rekan Bolong bisa  berolahraga selama lebih dari setengah jam setiap harinya. Jika tidak punya, Rekan Bolong dapat melakukan olahraga seperti pilates atau latihan olah tubuh lainnya, agar dapat menstimulasi sistem kardiovaskular, mempercepat sirkulasi darah, dan meningkatkan daya tahan tubuh. 

Jika Rekan Bolong ingin olahraga di luar rumah, maka carilah tempat yang mempunyai sirkulasi udara yang baik dan dapat dilakukan di daerah dengan risiko rendah atau sedang, serta hindari kumpulan massa. Misalnya, seperti olahraga golf, jogging di sekitar rumah, bermain bulu tangkis, tenis, dan sebagainya. Di sini, harus diperhatikan agar Rekan Bolong dapat menghindari olahraga yang dilakukan banyak orang seperti sepak bola, basket, dan sebagainya. Aktivitas olahraga dengan risiko tinggi seperti di gym, sebaiknya jangan dulu dilakukan. Sirkulasi udara di tempat umum seperti itu biasanya buruk, dan peralatan kebugaran di sana dipakai oleh orang banyak, sehingga mudah terinfeksi virus. 

2. Berwisata

Kalau Rekan Bolong ingin berwisata, maka perhatikan jarak dan tujuan kalian, ya! 

Harus diketahui, ada risiko apabila Rekan Bolong memilih wisata dengan cara dan tujuan yang berbeda pula. Pertama, bepergian dengan jarak dekat lebih aman daripada bepergian jarak jauh. Jika tidak ada kasus COVID-19 di suatu daerah, maka sudah pasti relatif lebih aman. Jika bepergian jarak jauh, maka kemungkinan kontak dengan orang asing juga akan meningkat, dan risiko infeksi juga akan meningkat. Untuk wisata akhir pekan, disarankan agar Rekan Bolong bisa memilih daerah terdekat dan hindari perjalanan jarak jauh seperti bepergian ke luar negeri.

Kedua, mengemudi sendiri lebih dianjurkan, daripada harus naik angkutan umum. Dengan menggunakan kendaraan pribadi, kita dapat mengurangi kemungkinan kontak fisik dengan orang lain. Saat menggunakan transportasi umum dengan jumlah manusia yang tinggi, maka risiko terinfeksi lebih besar.  

Ada tips berikutnya nih buat Rekan Bolong, agar pada saat bepergian dapat selalu menjaga kesehatannya. Rekan Bolong harus punya kebiasaan selalu membawa handsanitizer, atau handuk basah bersih. Jangan sering menyentuh barang publik, seperti gagang pintu dan telepon umum. Hindari menyentuh tubuh dengan tangan, dan selalu cuci tangan dengan tepat waktu. Pada saat menggunakan toilet umum, kenakan masker agar mengurangi risiko penularan melalui tinja. Lalu pada saat berkunjung ke tempat-tempat umum, seperti hotel dan restoran, perlu dipastikan apakah tempat tersebut menyediakan fasilitas disinfeksi dan sanitasi. Perhatikan pula sirkulasi udara dan kebersihan pribadi saat menggunakan fasilitas publik, ya Rekan Bolong!  

3. Berpesta

Untuk daerah berisiko rendah, boleh saja mendatangi pesta sekali-kali, sedangkan di daerah berisiko tinggi, pesta harus diselenggarakan di luar ruangan. Dalam menyelenggarakan pesta, kita harus memperhatikan hal-hal berikut. 

Pertama, alangkah lebih baik jika berpesta dengan keluarga saja, atau teman atau kolega dengan jumlah yang sedikit, sehingga dapat menjaga jarak aman. Namun, akan menjadi berisiko tinggi apabila ada teman atau kolega yang sedang kurang sehat hadir bersama-sama dalam pesta.

Kedua, pesta di luar ruangan lebih aman daripada pesta di dalam ruangan. Jika berpesta di dalam ruangan, bukalah jendela untuk memastikan sirkulasi udara yang baik dan batasi jumlah orang di dalam ruangan. Aktivitas akan berisiko rendah apabila melakukan pesta di rumah sendiri atau di rumah teman. Perhatikan juga agar tidak berbagi peralatan makan, gelas, dan barang-barang lainnya. Ingat pula untuk memperhatikan protokol kesehatan saat menggunakan toilet, dapur, dll. 

4. Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan sehari-hari yang dimaksud di sini adalah pada saat di pusat perbelanjaan, bekerja, dan lainnya. Risikonya tergantung pada jenis pusat perbelanjaan yang dituju. Seberapa padat, dan seberapa lama kita ada di situ.

Apabila kita berada di salon, risiko tertular virus adalah sedang hingga tinggi. Sebab pada saat kita rambut dipotong, terdapat kontak yang berkepanjangan dan tidak ada jarak sosial yang aman. Disarankan bagi Rekan Bolong yang ingin memotong rambut selama pandemi, maka dapat membuat janji terlebih dahulu dengan salon agar dapat menyesuaikan jumlah orang yang ada di dalam toko dan pihak salon dapat melakukan disinfeksi peralatan terlebih dahulu juga memakai masker selama mencukur.

Kedua, apabila Rekan Bolong mengunjungi ruang pameran dan museum, risiko penularan penyakit adalah sedang. Secara umum, jumlah orang yang memasuki venue akan dikontrol, dapat dengan efektif menghindari kerumunan dengan massa terlalu banyak. Namun, di tempat-tempat umum, risikonya tidak bisa dihindari. Sangat penting untuk memakai masker dan hindari diri menyentuh area publik dengan tangan.

Ketiga, apabila ingin menonton film, lebih baik menonton film sendiri atau dengan anggota keluarga yang tinggal bersama. Apabila bioskop di daerah Anda sudah dibuka, dan akan menonton di sana, jangan terlalu banyak bicara. Rekan Bolong harus menjaga jarak sosial 1 meter dan mencoba untuk tidak menyentuh permukaan peralatan publik bioskop dengan tangan kita.

Akhir kata, Yang Zhanqiu (杨占秋) mengingatkan kepada kita semua bahwa untuk menilai risiko suatu kegiatan, pertama-tama, kita perlu melihat apakah tempat tersebut terdapat kasus terkonfirmasi atau kasus yang terduga. Di daerah yang pernah terkonfirmasi virus, risiko kegiatan akan menjadi tinggi, jadi Rekan Bolong harus tetap waspada, ya. Kalau Rekan Bolong sedang berada di daerah berisiko rendah, maka kegiatan sehari-hari dapat dilakukan secara normal. Selain itu, Rekan Bolong dapat menilai sendiri risiko yang akan didapat berdasarkan tiga prinsip: 1) Sirkulasi udara, 2) Jarak lebih dari 1 meter, 3) Tidak ada kerumunan. Jika ketiga poin di atas semuanya dapat dijawab dengan jawaban "ya", maka kondisi relatif aman atau berisiko rendah. Namun jika dijawab "tidak", maka risikonya tinggi.