Lama Baca 4 Menit

Tiongkok-Taiwan Kembali Bersitegang, Andrew Yang: Hong Kong Harus Lebih Kritis!

31 May 2020, 19:39 WIB

Tiongkok-Taiwan Kembali Bersitegang, Andrew Yang: Hong Kong Harus Lebih Kritis!-Image-1

Bendera Tiongkok dan Bendera Taiwan - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id -  Hubungan Tiongkok dengan Taiwan terus memanas. Dilansir dari laman reuters.com, seorang jenderal senior Tiongkok, Li Zuocheng (李作成), mengancam akan mengerahkan pasukan militer ke daratan Taiwan jika mereka masih bersikukuh ingin memerdekakan diri dari Tiongkok. Sejalan dengan jenderal Tiongkok tersebut, menurut Li Zhanshu (栗战书), selaku pemimpin ketiga paling senior di Partai Komunis Tiongkok (中国共产党), menyatakan bahwa ia akan menggunakan opsi terakhir, yaitu dengan menggunakan kekerasan, apabila Taiwan menolak untuk bersatu dengan Tiongkok. Kedua tokoh ini menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan peringatan 15 tahun UU Anti-Pemisahan yang menjadi dasar hukum Tentara Pembebasan Rakyat (人民解放军) dalam mengambil tindakan militer apabila Taiwan dianggap telah memisahkan diri, seperti.  

Kepala Departemen Staf Bersama Tentara Pembebasan Rakyat (人民解放军), Jenderal Li Zuocheng (李作成), mencurigai bahwa Taiwan sedang berkoalisi dengan pasukan asing, sehingga ini dapat menjadi ancaman besar bagi Tiongkok apabila Taiwan tidak ingin bersatu. Tanpa menyebutkan pasukan asing mana yang berpihak pada Taiwan, pihak Tiongkok akan terus berupaya melakukan resolusi damai dengan semaksimal mungkin dan tetap memperingatkan Taiwan bahwa separatisme atau pemisahan diri akan dihukum berat sesuai dengan UU Anti-Pemisahan.    

Menanggapi ancaman Tiongkok tersebut, Menteri Pertahanan Nasional Taiwan, Yan Defa (严德发), mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan akan mempersiapkan skenario terburuk dengan melakukan delapan latihan dan kegiatan militer lainnya. Ia juga mengatakan bahwa Tiongkok terus memberikan ancaman dengan pengerahan militer terhadap Taiwan, dan pihaknya terus mengevaluasi dinamika politik yang terjadi di Selat Taiwan untuk terus melindungi wilayahnya.  

Yan Defa (严德发) juga menegaskan bahwa Taiwan akan terus berpegang teguh pada kedaulatan, demokrasi, dan kebebasan Taiwan, serta mempersiapkan skenario terburuk yang akan terjadi. Dewan Urusan Daratan Taiwan (大陆委员会) mengecam ancaman tersebut dan menegaskan bahwa ancaman perang adalah pelanggaran hukum internasional, serta menentang prinsip “satu negara, dua sistem” karena Taiwan memiliki pemerintahannya sendiri. “Pemaksaan dan keputusan sepihak bukan cara untuk menyelesaikan masalah,” ujarnya.  

Mantan Menteri Pertahanan Taiwan, Andrew Yang Nianzu (杨念祖), mengatakan bahwa Tiongkok sedang disibukkan dengan masalah RUU Keamanan Nasional Hong Kong yang kontroversial dan menyebabkan banyak muncul protes dari dunia internasional. "Beijing menyadari bahwa masalah Taiwan dan Hong Kong melibatkan intervensi asing, tetapi dibandingkan dengan Taiwan, masalah di Hong Kong lebih kritis dan mendesak," jelas Yang. Zhao Jianming (赵建铭), mantan Wakil Menteri Dewan Urusan Daratan Taiwan, juga setuju bahwa fokus Tiongkok tahun ini adalah "masalah Hong Kong".*  

Sumber: reuters.com, internasional.kontan.co.id, medan.tribunnews.com