Lama Baca 3 Menit

Penjelasan Bakamla Atas Masuknya Ribuan Kapal China di Perairan Natuna

20 September 2021, 16:42 WIB


Penjelasan Bakamla Atas Masuknya Ribuan Kapal China di Perairan Natuna-Image-1

Kapal patroli perbatasan Tiongkok - Image from internet

Bolong.id - Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kolonel Wisnu Pramandita menjelaskan soal kondisi di Laut Natuna Utara (LNU) yang dihuni ribuan kapal asing, terutama kapal Tiongkok dan Vietnam.

Seperti diketahui, ribuan kapal asing bercokol di LNU telah menngejutkan masyakarat Indonesia beberapa hari belakangan ini, Kapal-kapal itu dilaporkan masuk ke Natuna bagian utara, masuk Laut Tiongkok Selatan, yang merupakan teritori Indonesia.

Wisnu menjelaskan bahwa kata 'ribuan' yang disampaikan oleh Sestama Bakamla Laksda TNI S. Irawan itu bermakna umum, tidak dalam waktu yang berdekatan dan juga mencakup Laut Tiongkok Selatan.

"Laut Natuna Utara kan berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan," ujar Wisnu, seperti dikutip dari keterangan resmi Bakamla, Sabtu (18/09/2021).

Dia menyebut bahwa ribuan kapal asing yang hadir dipengaruhi faktor geografis LNU yang berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan.

"Laut Natuna Utara memang banyak kapal asing karena wilayah tersebut merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka," tutur Wisnu.

Wisnu lanjut menjelaskan bahwa Bakamla sedang mengajukan rekomendasi kebijakan dan strategi guna menghadapi situasi di perbatasan laut ke Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Kebijakan itu termasuk menjaga perbatasan di Laut Tiongkok Selatan.

Dalam rekomendasi tersebut, menurutnya tidak hanya diperlukan kehadiran aparat, tapi juga pelaku ekonomi, termasuk nelayan dan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di bawah wewenang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta kegiatan penelitian.

Selain itu, Bakamla juga menyusun rencana aksi terkait rekomendasi itu, salah satunya mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia.

Saat ini, Bakamla tengah menyusun rencana aksi terkait rekomendasi kebijakan tersebut, salah satunya adalah mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia yang bertujuan mendorong kehadiran pelaku ekonomi sekaligus mendukung kegiatan monitoring di wilayah penangkapan ikan di LNU.

Sementara itu, Kepala Bakamla Laksamana Madya (Laksdya) Aan Kurnia menegaskan, situasi di LNU tetap aman terkendali.

"Sekarang nelayan tidak perlu khawatir serta dapat tetap beraktivitas sebagaimana biasanya," ucap Aan.(*)


Informasi Seputar Tiongkok