Satbravo 90 Kopasgat TNI AU Evakuasi WNI dari Ukraina - Image from MSF
Jakarta, Bolong.id - Pemerintah Republik Indonesia, melalui kementerian Luar Negeri berhasil memulangkan warga negara Indonesia yang sempat terjebak konflik Rusia-Ukraina, melalui bandara internasional Soekarno-Hatta, Kamis(3/3) kemarin.
Prosedur Non-combatant Evacuation Operations, evakuasi ini melibatkan Tim Satbravo 90 Kopasgat TNI AU, yang telah dipersiapkan sejak 26 Februari 2021 lalu. Sebanyak 9 personil Satbravo 90 Kopasgat dipersiapkan untuk melaksanakan proses evakuasi WNI.
Proses Boarding WNI dari Bandara Bucharest Rumania - Image from MSF
Sebelumnya, Tim evakuasi dari Jakarta berangkat pada hari Selasa 2 maret 02.40 WIB, tiba di Bukares, Rumania, 3 Maret pukul 15.10 waktu setempat. Lalu kembali diberangkatkan dari Bukares menuju Jakarta jam 20.23 waktu setempat, atau 5,5 jam setelah mendarat. Rute Perjalanan 17 jam melewati Bukares, Madinah, Jakarta.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan perjalanan yang dilalui WNI tak mudah. Para WNI harus melewati pemeriksaan dan jam malam yang berlaku di sana. ’’Kami berterima kasih kepada tim penjemput, KBRI Bukares, Kiev, dan Moskow, serta seluruh tim bekerja bahu membahu,” katanya.
Sebanyak 83 WNI berhasil dievakuasi menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Bucharest, Rumania, dengan rincian laki dewasa 11 orang, wanita dewasa 48 orang, anak laki-laki 7 orang, anak perempuan 9 orang, bayi 5 orang dan WNA 3 orang.
Kedatangan WNI Pasca Evakuasi dari Ukraina )Kamis 3/3) di Bandara Soekarno Hatta - Image from MSF
Para WNI yang sebagian merupakan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kyiv, Ukraina itu harus menempuh perjalanan darat ke Bucharest, Rumania, sebelum dipulangkan ke Jakarta, Indonesia.
Non-combatant Evacuation Operations (NEO) sendiri adalah sebuah prosedur operasi evakuasi bagi warga sipil atau Militer yang tidak terlibat langsung dalam konflik untuk dievakuasi dari daerah berbahaya.
Secara prosedural, proses pelaksanaan Evakuasi atau NEO ini merupakan hasil rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri yang diteruskan kepada kementerian pertahanan dan militer untuk mengkoordinasikan recana evaluasi bersama badan terkait.(*)
Sumber : MSF
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement