Lama Baca 3 Menit

Kuota Ekspor Minyak Bumi China 5 Juta Ton

08 July 2022, 14:10 WIB

Kuota Ekspor Minyak Bumi China 5 Juta Ton-Image-1

Sebuah kapal tanker minyak di terminal di Yantai, Provinsi Shandong - Image from Global Times

Beijing, Bolong.id - Kementerian Perdagangan Tiongkok mengalokasikan ekspor minyak bumi 5 juta ton. Total kuota 2022 menjadi 22,5 juta ton, turun 40,2 persen year on year.

Dilansir dari Global Times, Kamis (7/7/22), kuota baru telah diberikan kepada tujuh perusahaan. Antara lain, China National Petroleum Corp, China Petroleum & Chemical Corp (Sinopec) dan perusahaan swasta Zhejiang Petroleum & Chemical Co.

Penurunan ekspor minyak Tiongkok terutama disebabkan oleh permintaan global yang terbatas di tengah harga minyak mentah internasional yang tinggi dan dampak pandemi yang berkepanjangan pada pemulihan ekonomi, Lin Boqiang, direktur Pusat Penelitian Ekonomi Energi Tiongkok di Universitas Xiamen, mengatakan, Kamis (7/7/2022).

Selain itu, Tiongkok telah berjanji untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, untuk mencapainya, penyulingan domestik harus mengikuti kebijakan yang relevan untuk melakukan transformasi, menurut Lin.

Menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan, Tiongkok mengekspor total 18,45 juta ton produk minyak sulingan dalam lima bulan pertama tahun ini, turun 38,5 persen secara tahunan. Namun, nilai ekspor meningkat 2,3 persen tahun-ke-tahun.

Lin mengatakan bahwa ekspor produk bahan bakar olahan Tiongkok hanya berdampak kecil pada ekonomi global mengingat jumlahnya yang kecil.

Setelah mencapai level tertinggi 10 minggu di lebih dari $125 (sekitar Rp1,8 juta) per barel pada pertengahan Juni, minyak mentah berjangka Brent telah menyerah dalam perdagangan yang bergejolak karena kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global mengalahkan dampak sanksi Barat terhadap pasokan minyak Rusia, S&P Global melaporkan.

Pada pukul 10 pagi Kamis, minyak mentah berjangka Brent turun 1,9 persen menjadi $98,95 (sekitar Rp1,4 juta) per barel, mendekati $100 (sekitar Rp1,4 juta) per barel sejak 26 April. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,74 persen menjadi $96,82 (sekitar Rp1,4 juta) per barel.

Lin memperkirakan bahwa harga minyak internasional mungkin berkisar di sekitar $100 (sekitar Rp1,4 juta) per barel dengan ekspektasi yang membaik untuk ekonomi global. "Harga minyak internasional bisa turun menjadi sekitar $70-80 (sekitar Rp1 juta - Rp1,1 juta) per barel jika krisis Rusia-Ukraina diselesaikan," katanya. (*)