Lama Baca 3 Menit

Qatar Gandeng Perusahaan China Produksi Bus Listrik

08 March 2021, 17:32 WIB

Qatar Gandeng Perusahaan China Produksi Bus Listrik-Image-1

Bus listrik Yutong - Image from Berbagai sumber

Jakarta - Qatar berencana akan memproduksi sebanyak 1.500 unit bus listrik mulai akhir tahun 2022. Nantinya bus listrik tersebut akan terus diproduksi hingga tujuh tahun mendatang. 

Kabar ini memang sudah terhembus sejak tahun lalu saat pihak Qatar Free Zone Authority (QFZA) menandatangani perjanjian kerja multilateral antara produsen bus asal Tiongkok, Yutong dengan perusahaan transportasi umum milik Qatar, Mowasalat.

Nantinya bus listrik yang beroperasi di Qatar akan diproduksi Yutong. Rencananya sekitar 1.002 unit bus listrik akan diproduksi mulai akhir tahun 2022, dengan total sebanyak 741 unit bus listrik sudah tersedia saat gelaran Piala Dunia 2022.

Namun CEO Mowasalat, Fahad Saad al-Qahtani mengatakan saat ini masih membutuhkan beberapa tahap untuk bisa memulai produksi bus listrik.

"Pada tahap pertama kami sedang mempersiapkan kerangka kerja, sedangkan memasuki tahap kedua kami masuk dalam pengerjaan desain," ujar Fahad dikutip Electrive.

Selain digunakan di Qatar, Fahad mengatakan jika bus hasil kerjasama dengan Yutong tersebut akan diekspor ke beberapa negara di dunia.

"Nantinya produksi bus listrik akan terus ditingkatkan sesuai dengan permintaan pasar, dan bus juga akan diekspor ke Timur Tengah, Eropa, Amerika Selatan dan Afrika," katanya.

Kesepakatan kerjasama dengan Yutong juga menandai langkah inisiatif Qatar untuk mendukung penerapan sumber tenaga listrik dalam jaringan transportasi umumnya termasuk bus.

Pada 2022 tepatnya saat gelaran Piala Dunia, pemerintah Qatar memastikan 25 persen rute bus di negaranya sudah menggunakan tenaga listrik. Kemudian pada 2030 mendatang seluruh sistem transportasi publik direncanakan sudah mengusung tenaga listrik.

Hasil kerja sama tersebut juga menghadirkan pertukaran informasi dan teknologi, sehingga Qatar bisa memproduksi suku cadang bus listriknya sendiri. Hal ini dilakukan pemerintah Qatar dalam upayanya meningkatkan industri lokal, sehingga tanpa perlu repot mengimpor suku cadang dari Tiongkok.