Lama Baca 3 Menit

Ritual Memanggil Hujan di China, Seperti Apa Ya?

21 March 2022, 14:57 WIB

Ritual Memanggil Hujan di China, Seperti Apa Ya?-Image-1

Ritual memanggil hujan desa Wumen - Image from Xinhua

Bolong.id - Acara ritual memanggil hujan di Tiongkok biasanya diadakan setiap tahun di Provinsi Guizhou. Acara ini biasanya dihadiri 10.000 orang lebih, dan acara ini diselenggarakan oleh Desa Wumen.

Pada acara ini, biasanya akan dilakukan pengorbanan, dimana mereka akan menyiapkan bebek, teko anggur dan beberapa kertas dupa untuk beribadah di aula kuil Gua Longwang untuk berdoa memohon hujan. 

Setelah itu, akan ada kegiatan seperti pacuan kuda, adu burung pipit, dan tarian buluh yang diadakan di lereng gunung karst. Legenda mengatakan bahwa akan turun hujan deras setelah dilakukan ritual. 

Jika tidak ada hujan, pengorbanan akan dilakukan pada hari berikutnya, dan terkadang dilakukan tiga hari berturut-turut.

Sejarah

Festival ini diadakan untuk mengenang seorang tokoh dari Desa Wumen. Di masa lalu, ada seseorang bernama Ou Boyou (juga disebut Onujin), yang dipenjara karena menolak pajak yang terlalu tinggi, dan dijatuhi hukuman berat. 

Saat itu terjadi kekeringan parah, tanah di ladang retak, bibit layu, dan orang-orang membakar dupa setiap hari untuk meminta hujan. Ou Boyou minta ampun dan dibebaskan dari penjara untuk meminta hujan, pemerintah setuju dan memberinya waktu 3 hari. 

Setelah Ou dibebaskan dari penjara, ia melakukan pengorbanan untuk berdoa memohon hujan di aula kuil Goa Longwang. Benar saja, hujan turun malam itu, dan orang-orang sangat gembira dan pergi ke Pingtang untuk merayakan, dengan menginjak alang-alang. 

Kemudian, ketika terjadi kemarau panjang, orang-orang akan pergi ke Gua Longwang untuk beribadah, lalu pergi ke Pingtang untuk menginjak alang-alang dan melakukan pacuan kuda.

Festival Meminta Hujan Suku Yi

Selain ritual meminta hujan di atas, ada juga festival meminta hujan yang dilakukan suku Yi, di Chuxiong, Provinsi Yunnan. Festival ini disebut disebut "Men Nie Di" dalam bahasa Yi, dan dilakukan setiap tahun.

Bulan ketiga tahun lunar jatuh di musim kemarau. Orang Yi khawatir mereka tidak akan bisa menanam bibit pada bulan keempat nanti. Oleh karena itu, mereka akan pergi ke puncak gunung tertinggi untuk menyembah langit dan berdoa untuk hujan. 

Orang Yi percaya bahwa semakin tinggi gunungnya, maka semakin dekat dengan naga surgawi, dan semakin doa mereka semakin manjur. 

Sebuah pohon besar dipilih sebagai "Pohon Naga", dan sebuah altar ditempatkan di bawah pohon naga ini. Altar itu ditutupi dengan daun pinus, dan persembahan berupa anggur, teh, nasi, daging, dan lainnya. (*)



Informasi Seputar Tiongkok