Ilustrasi logo Trip.com - Image from China Daily
Bolong.id - Agen perjalanan online terbesar di Tiongkok, Trip.com, berpendapat bahwa perusahaan di Tiongkok harusnya lebih terbuka untuk bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH). Kini Trip.com mulai menerapkan karyawannya untuk bekerja dari rumah setelah uji coba WFH dua kali seminggu selama enam bulan.
Dilansir dari Sixth Tone pada Selasa (15/2/2022), dalam mengejar pendekatan yang lebih santai untuk manajemen staf, perusahaan ini melakukan uji coba bekerja dengan sistem hybrid, yang diikuti lebih dari 1.600 peserta.
Dari uji coba tersebut menunjukkan bahwa WFH tidak mempengaruhi produktivitas dan tingkat turnover karyawan, kata perusahaan.
Di antara 1600 peserta, 93% merasa mereka menggunakan waktu mereka lebih efisien, dan lebih dari 75% melaporkan tingkat kesehatan mereka meningkat. Karyawan menyukai sistem ini, dukungan meningkat dari 81,2% menjadi 87,4% setelah uji coba.
Manajer juga senang dengan pengaturan tersebut, dengan 76% mengatakan mereka tidak mempengaruhi produktivitas.
Mulai Maret, sebagian besar karyawan di Trip.com Group akan diizinkan bekerja dari rumah pada hari Rabu dan Jumat. Mereka dapat bekerja dari rumah, di kedai kopi, atau hotel dengan persetujuan dari supervisor mereka.
Ini adalah langkah untuk memberikan kebebasan kepada karyawan industri teknologi yang dikenal sangat ketat. Dengan kondisi COVID-19 yang terkendali, Tiongkok sudah bisa mengikuti arah perubahan global ke bekerja dari jarak jauh.
Perusahaan raksasa teknologi Tiongkok dikenal suka membuat karyawannya lembur bekerja di kantor. Di raksasa e-commerce Alibaba, karyawan mengeluh didenda 100 yuan (sekitar Rp 225 ribu) untuk setiap menit waktu keterlambatan mereka.
Perusahaan teknologi lainnya dilaporkan telah memasang pengatur waktu di toilet untuk membatasi istirahat di kamar mandi atau menggunakan bantal pintar untuk memantau apakah karyawan ada di tempat duduk mereka.
Pendiri dan ketua Trip.com, James Liang, mengatakan pada hari Selasa (15/2/2022) bahwa bekerja dengan sistem hybrid ini juga dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan “mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi harga perumahan yang tinggi dan kesenjangan sosial, dan diharapkan agar bisa berkontribusi pada keluarga, serta pengembangan karir wanita."
Liang, yang juga seorang profesor di Sekolah Ekonomi Universitas Peking, dikenal karena pandangannya yang blak-blakan tentang demografi Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Dia sering menganjurkan ide-ide untuk mengatasi populasi menua di Tiongkok dan rendahnya tingkat kelahiran.
Survei tersebut juga menanyakan pada peserta tentang apa saja kerugian bekerja dari rumah sebelum dan sesudah percobaan WFH. Lebih dari setengahnya mengeluh bahwa mereka bekerja lebih lama di rumah daripada di kantor, yang mencerminkan efek samping dari kerja jarak jauh yang juga ditemukan dalam studi internasional.
Kekhawatiran di antara responden juga meliputi resiko seperti internet yang tidak stabil, lingkungan yang mengganggu, dan hambatan komunikasi, semuanya berkurang setelah uji coba enam bulan.
Salah satu karyawan Trip.com mengatakan melalui Weibo bahwa kepala departemen mereka tidak berencana untuk menerima penerapan bekerja dari rumah.
“Tidak semua departemen. Jika kepala departemen tidak setuju, kami masih harus datang ke kantor lima hari seminggu, ” tulis pengguna lain. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement