Seorang ibu dan anak bayi di China - Image from Getty Images
Beijing, Bolong.id - Asosiasi Keluarga Berencana Tiongkok bakal mengintervensi aborsi. Ini upaya meningkatkan kesehatan reproduksi, mulai tahun ini.
Dilansir dari 中国计划生育协 会 pada Kamis (10/2/2022), menyiarkan pengumuman tersebut, begini:
“Kami memperkuat panduan tentang bagaimana kaum muda memandang pernikahan dan keluarga, membangun kembali budaya membesarkan banyak anak dalam sebuah keluarga… mempromosikan untuk membangun budaya positif baru dalam pernikahan dan mengasuh anak.”
Pengumuman itu muncul hampir lima bulan setelah Dewan Negara, mengeluarkan pedoman untuk mengurangi jumlah aborsi.
Yakni, aborsi yang dilakukan karena alasan non-medis, memicu spekulasi mengenai apakah aborsi akan dibatasi di negara itu. Namun, pihak berwenang mengatakan langkah itu bertujuan untuk meningkatkan hak-hak reproduksi perempuan.
Aborsi legal di China, meskipun negara tersebut telah melarang aborsi jenis kelamin tertentu sejak 2001.
Data resmi menunjukkan lebih dari 9,5 juta aborsi dilakukan antara 2014 dan 2019, dengan satu penelitian menunjukkan proporsi yang tinggi di antara perempuan muda dan aborsi berulang.
Tahun lalu, asosiasi keluarga berencana, yang dibentuk ketika kebijakan satu anak pada 1980, juga memperingatkan akan meningkatnya angka aborsi yang diinduksi. Ada 28,3 aborsi per 1.000 wanita pada tahun 2018, naik sekitar 9% dari tahun 2014.
Pedoman baru terkait aborsi datang pada saat Tiongkok menghadapi rekor tingkat kelahiran yang rendah dan populasi lansia yang terus bertambah.
Pihak berwenang telah membatalkan kebijakan kelahiran yang membatasi dan memperkenalkan berbagai langkah untuk meningkatkan angka kelahiran, sementara beberapa ahli menyarankan bahwa mengurangi aborsi yang tidak diinginkan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesuburan wanita. (*)
Advertisement