Taliban - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Beijing, Bolong.id – Dulu, Taliban hobi menghancurkan patung karena dianggap berhala. Kini mereka mati-matian menjaga patung Buddha di pedalaman Afghanistan demi Tiongkok.
Dilansir dari Archyworldys.com, Taliban dikenal dengan pemahaman keras tentang Islam. Mereka tidak akan segan-segan menghancurkan patung-patung yang dianggap sebagai berhala dan berpotensi menyekutukan Tuhan.
Namun itu dulu, kini Taliban tidak lagi menghancurkan patung-patung. Buktinya, patung Buddha kuno di pedalaman Afghanistan malah dijaga. Supaya tidak dijarah pencuri artefak dan penghancur berhala.
Sejumlah tentara Taliban bersenjata laras panjang tampak berjaga di sebuah situs patung Buddha kuno yang terbuat dari terakota. Mereka melakukan itu supaya Tiongkok melirik situs arkeologi tersebut dan tertarik untuk berinvestasi di sana.
Dilansir dari beberapa sumber, pemerintah Taliban memerintahkan tentaranya untuk menjaga situs Mes Aynak dari tangan-tangan jahil. Selain menyimpan patung Buddha, rupanya di bawah tanah situs itu tersimpan kandungan tembaga yang melimpah.
Situs Mes Aynak - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Kandungan tembaga di situs Mes Aynak dipercaya sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Taliban berharap investor dari Tiongkok masuk ke sana dan menyuntikkan dana miliaran dolar ke Afghanistan yang tengah dilanda ancaman kemiskinan.
"Melindungi situs itu sangat penting bagi kami dan juga Tiongkok. Kami tahu, situs ini sangat penting bagi negara kami," ujar Hakumulah Mubariz, Kepala Keamanan Taliban di situs itu.
Pada tahun 2008, pemerintahan Afghanistan di bawah pimpinan Hamid Karzai berhasil mengamankan kontrak selama 30 tahun dengan perusahaan joint venture dari Tiongkok bernama MCC. Perusahaan itu diberikan hak untuk mengekstrak tembaga berkualitas tinggi dari Mes Aynak.
Studi saat itu menunjukkan Mes Aynak memiliki potensi kandungan tembaga sebesar 12 juta ton. Namun karena berbagai masalah, proyek tersebut terbengkalai. Tiongkok pun angkat kaki dari Afghanistan di tahun 2014.
Direktur Hubungan Luar Negeri Taliban, Ziad Rashidi pun berusaha mendekati lagi konsorsium Tiongkok agar mereka kembali masuk ke Afghanistan dan mengeksplorasi Mes Aynak.
Beberapa kebijakan siap dinegosiasi ulang, stimulus pajak, dan pemangkasan royalti juga diberikan pemerintah Afghanistan agar investor Tiongkok tertarik. Namun sejauh ini semuanya masih dalam tahap pembicaraan.
"Perusahaan Tiongkok melihat situasi sekarang cukup ideal buat mereka. Tidak ada pesaing internasional dan dukungan pemerintah sangat besar," pungkas Rashidi. (*)
Advertisement