Lama Baca 3 Menit

Masjid KHM Bedjo Dermoleksono Bergaya Tionghoa di Malang

10 April 2022, 10:56 WIB

Masjid KHM Bedjo Dermoleksono
Bergaya Tionghoa di Malang-Image-1

Masjid KHM Bedjo Dermoleksono - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Jakarta, Bolong.id – Warna dominan merah dan putih sangat terasa begitu melihat bangunan tersebut. Bahkan, sekilas bangunan tersebut mirip dengan klenteng yang merupakan tempat ibadah warga Tionghoa. 

Tetapi jangan salah, bangunan yang berada di kompleks Rumah Sakit Umum (RSU) UMM, Jl Raya Tlogomas, Landungsari, Malang itu adalah masjid.

Dilansir dari Idntimes.com, nama KHM Bedjo Dermoleksono dipilih sebagai nama masjid unik bercorak Tionghoa itu. KHM Bedjo Dermoleksono sendiri merupakan tokoh penting bagi perkembangan Muhammadiyah di Kota Malang. Masjid yang selesai dibangun sekitar tahun 2012 itu kini menjadi salah satu ikon di lingkungan RSU UMM.

Secara urutan, Masjid KHM Bedjo Dermoleksono selesai terlebih dahulu dibanding RSU UMM. Namun demikian, secara benang merah, dua bangunan tersebut berada dalam satu paket pembangunan. 

Dari sisi desain bangunan, baik bangunan masjid maupun rumah sakit memiliki satu corak yang sama yakni Tionghoa. Hanya saja Masjid KHM Bedjo Dermoleksono memang lebih dominan unsur arsitektur Tionghoa.

"Desainnya memang satu paket antara masjid dan rumah sakit. Kalau untuk masjidnya memang terinspirasi dari klenteng. Tetapi fungsinya adalah seperti masjid pada umumnya," papar Dewan Pengawas RSU UMM, Wakhidi, Rabu (28/4/2021).

Lebih jauh, Wakhidi menjelaskan bahwa ide awal pembangunan masjid berasal dari Menteri Koirdinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy yang saat itu masih menjabat sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 

Ide tersebut kemudian diterjemahkan menjadi desain masjid yang saat ini berdiri itu oleh tim perencanaan dan pembangunan kampus UMM.

"Dari mereka juga kemudian desain masjid ini muncul. Design tersebut kemudian disetujui dan langsung dimulai pembangunan," tambahnya.

Wakhidi menambahkan bahwa pada saat itu, unsur arsitektur Tionghoa dipilih lantaran negeri Tirai Bambu juga dikenal sebagai pusat pengobatan tertua di dunia. 

Terlebih ada salah satu hadist nabi yang menyatakan bahwa "carilah ilmu sampai ke negeri Tiongkok". Hal itu juga yang mengilhami jajaran pimpinan di Universitas Muhammdiyah Malang untuk memilih arsitektur Tionghoa untuk paket pembangunan RSU UMM.

"Karena memang kiblat pengobatan bukan hanya Eropa saja. Bahkan pengobatan yang tertua justru ada Tiongkok," sambungnya. (*)


Informasi Seputar Tiongkok