Lama Baca 3 Menit

Airlangga: Perdagangan Indonesia dengan China Segera Surplus

14 March 2022, 12:00 WIB

Airlangga: Perdagangan Indonesia dengan China Segera Surplus-Image-1

Airlangga Hartarto - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Jakarta, Bolong.id – Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyampaikan keberadaan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur akan membuat Indonesia bisa menyaingi Tiongkok. Menurutnya, IKN ada di posisi Alki 2 yang sangat strategis untuk perdagangan.

Dilansir dari Repbulika pada Sabtu (12/3), "Hari ini kita menjadi produsen nikel paling kompetitif di dunia, bahan baku jadi di situ, energi yang murah, sehingga bahkan Tiongkok tidak bisa bersaing dengan Indonesia," katanya saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Sabtu (12/3/22).

Airlangga melanjutkan, sebelumnya Indonesia hanya mengekspor 1,5 miliar iron and steel. Tahun 2021, Indonesia ekspor iron and steell sebanyak 20,8 miliar.

Ia yakin neraca perdagangan dengan Tiongkok juga bisa segera surplus. Menurutnya, statistik Tiongkok menyebut neraca perdagangan Indonesia sudah surplus dengan Tiongkok namun menurut statistik Indonesia belum.

"Saya yakin 3-4 tahun kedepan pada saat kita tanda tangan perjanjian Tiongkok Indonesia CEPA, saat ini kita kan defisitnya tinggi, sekarang kita sudah menyempit bahkan kalau menurut statistiknya Tiongkok kita sudah positif. statistik kita belum, mereka sudah khawatir kalau kita surplus terhadap mereka," katanya.

Ia optimistis hal ini bisa dilakukan. IKN akan menjadi pusat gravitasi baru. Pusat Indonesia yang dipindahkan ke Alki 2 ini adalah laut antara Kalimantan dan Sulawesi yang bisa menjadi jalur perjalanan internasional sehingga tidak menggantungkan pada Selat Malaka.

Menurutnya, menggunakan Selat Malaka hanya akan menguntungkan Singapura. Sementara ALKI 2 adalah pusat pertumbuhan Indopasifik

"Mau ke Tiongkok, Jepang, Taiwan dan yang lain mau dari Australia lewat ALKI 2," katanya.

Selain itu, Indonesia yang punya banyak komoditas mulai dari iron ore, batu bara, dan lainnya akan menjadi lebih kompetitif. Biaya melalui jalur ini akan lebih murah daripada dari Australia ke Tiongkok.

Dalam persaingan antar negara, Indonesia punya potensi untuk masuk dalam lima negara terbesar di dunia tahun 2045. Selain itu, untuk membuat lima negara besar di tahun 2045 membutuhkan platform baru yaitu kota yang yang modern dan mendahului dari zamannya. (*)


Informasi Seputar Tiongkok