Lama Baca 3 Menit

Festival Dongzhi, Tradisi Makan Ronde Bersama Keluarga

21 December 2020, 12:14 WIB

Festival Dongzhi, Tradisi Makan Ronde Bersama Keluarga-Image-1

Tangyuan (wedang ronde) - Image from blogjob.com

Jakarta, Bolong.id - Festival Dongzhi (冬至) atau di Indonesia terkenal dengan hari wedang ronde, tahun ini festival yang juga disebut Winter Solstice (perayaan terakhir pada penanggalan Imlek) ini jatuh pada 21 Desember 2020.

Perayaan ini adalah tradisi warga Tionghoa guna menghormati titik balik matahari musim dingin. Biasanya festival ini dirayakan dengan kegiatan khusus seperti sembahyang, kumpul keluarga dan menyantap kuliner khusus. Dilansir dari Kompas.com Senin (21/12/2020).

Sejarah


Awalnya seorang penemu bernama Zhougfong menemukan Winter Solstice sekitar 2.500 tahun lalu. Ia menggunakan jam matahari untuk mengamati bayangan. Dari situ ia menemukan bahwa setelah Winter Solstice, waktu siang hari makin panjang dan orang Tiongkok percaya bahwa Winter Solstice adalah hari baik.

Menggambarkan bahwa ketidakbahagiaan masa lalu telah berlalu dan kehidupan baru dimulai. Mereka merayakannya dengan sembahyang untuk arwah leluhur.

Festival Dongzhi sudah dilakukan sejak Dinasti Han (202 SM - 220 M). Kemudian pada Dinasti Tang (618 - 907 M) dan Dinasti Song (960 - 1279 M), orang Tiongkok menyembah arwah leluhur.

Makanan khas Festival Dongzhi di Tiongkok sendiri, terdapat setidaknya 6 makanan khas perayaan Festival Dongzhi yaitu dumpling, tangyuan (wedang ronde), pangsit, sup daging kambing, eight treasures porridge (bubur dengan bahan seperti jujube dan ubi), dan daikon.

Masing-masing tempat punya makanan khas tersendiri saat merayakan Festival Dongzhi. Contohnya saja orang Hangzhou makan kue beras ketan dan orang Kanton makan daging panggang.

Sementara orang Xiamen makan jiangmu duck dan orang di Tiongkok bagian selatan rata-rata makan tangyuan atau ronde.

Hari wedang ronde di Indonesia

Warga Indonesia keturunan Tiongkok merayakan Festival Dongzhi dengan kumpul keluarga, sembahyang, membuat ronde, dan menikmatinya.

Ronde terbuat dari tepung ketan yang punya tekstur lengket ini melambangkan kekerabatan dan mempererat tali kekeluargaan.
Terdapat dua versi ronde yang tanpa isi dan berisi berbagai bahan seperti kacang tanah cincang, kacang hitam, dan wijen.

Ronde yang sudah matang kemudian disajikan dalam kuah jahe dan gula. Berbeda dengan di Tiongkok yang menyajikan ronde dalam kuah manis atau kaldu daging. (*)