Sejarah Asian Games ketujuh pada tahun 1974 di Iran - Image from app.goo.gl
Bolong.id - Asian Games ke-7 diadakan di Teheran, ibu kota Kekaisaran Iran, dari tanggal 1 hingga 16 September 1974. Ini adalah Asian Games pertama yang diadakan di Timur Tengah. Skala, cakupan, dan jumlah peserta Asian Games kali ini melebihi Asian Games sebelumnya. Ada juga gelombang politik besar di Asian Games saat ini.
Pada 16 November 1973, Federasi Olahraga Asia (pendahulu Dewan Olimpiade Asia) mengadakan pertemuan khusus sementara. Itu disetujui dengan suara 38 banding 13 untuk mengecualikan Republik Tiongkok dari keanggotaan, yang akan digantikan oleh Republik Rakyat Tiongkok.
Pada saat yang sama, banyak negara Arab menentang partisipasi Israel dalam kompetisi tersebut, negara tuan rumah Iran menolak tekanan dan bersikeras mengizinkan Israel untuk berpartisipasi dalam kompetisi untuk meneruskan semangat Asian Games.
Sebanyak 3.010 atlet dari 25 negara dan wilayah mengikuti 16 event di Asian Games ini. Sebanyak satu rekor dunia dan 55 rekor Asian Games dipecahkan.
Desain lambang Asian Games ke-7 berbeda dalam hal jumlah sesi, kota tuan rumah, waktu dan jumlah cincin. Aksara Persia kuno "Asian Games ke-7" juga ditambahkan untuk menunjukkan sejarah panjang tuan rumah negara.
Cerita di balik penunjukkan Tehran sebagai kota penyeleggara juga menarik. Sebenarnya, Korea Selatan ditunjuk sebagai tuan rumah. Akan tetapi, mereka menarik diri karena krisis kemanan dan keuangan. Lalu, Iran pun siap menjadi tuan rumah dan langsung membangun Komplek Olahraga Aryamehr.
Stadion ini dirancang oleh Abdolaziz Farmanfarmaian. Pembangunan selesai pada 1 April 1971. Stadion ini dinamai Aryamehr, yang berarti cahaya Arya mengacu pada Mohammad Reza Shah Pahlavi, raja Iran.
Jepang menjadi juara umum pada gelaran kali ini. Pada gelaran kali ini juga menjadi debut Tiongkok di Asian Games dan langsung berada di peringkat ketiga. Selain itu, atlet dari negara-negara Arab, Pakistan, Tiongkok, dan Korea Utara menolak menghadapi tim Israel dalam pertandingan tenis, anggar, bola basket, dan sepak bola karena alasan politik.
Capaian Indonesia
Sementara itu, Indonesia harus puas finis di peringkat kesembilan. Posisi ini sama persis ketika di ajang Asian Games 1970 Bangkok. Akan tetapi, dari sisi raihan emas terjadi peningkatan. Sebelumnya dua emas menjadi tiga emas. Meski begitu, dari total raihan justru menurun. Pada 1970, Indonesia dapat 14 medali, sedangkan pada 1974 mendapat 11 medali.
Tiga medali emas yang didapat pada Asian Games 1974 disumbangkan dari cabang olahraga Bulu Tangkis dan Tenis. Tjun/Johan Wahjudi mempersembahkan emas dari nomor ganda putra bulu tangkis, Christian Hadinata/Regina Masli dari nomor ganda campuran. Sedangkan, Lita Sugiarto mempersembahkan medali emas dari nomor tunggal putri cabor tenis.
Bulu tangkis secara total menyumbang delapan medali, tenis dua medali, dan tinju satu medali.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement