Ledakan Media Sosial Tiongkok- Image from 百度
Bolong.id – Media sosial asal AS satu persatu meninggalkan Tiongkok. Yang belum lama terjadi yaitu, LinkedIn. Sebagai platform media sosial utama AS yang beroperasi di Tiongkok, telah mengumumkan pada bulan lalu meninggalkan Tiongkok. Hengkangnya sosial media utama tersebut dipandang sebagai perpisahan terakhir antara jejaring sosial AS dan Tiongkok.
Dilansir dalam foreignpolicy.com sebagian besar pengguna media sosial LinkedIn di Tiongkok, Hengkangnya LinkedIn bukanlah kerugian yang besar. Karena selama satu dekade perusahaan itu “Hidup” dinegara tersebut tugas untuk membangun citra, pengikut telah selesai perjuangannya. Walaupun pengguna Tiongkok memiliki banyak pilihan mengenai berbagai aplikasi yang dapat mengembangkan apa yang telah menjadi ekosistem media sosial yang luas dan dinamis.
Hubungan AS-Tiongkok semakin “terkotak-kotak” dalam persaingan geopolitiknya. Sebagai akibatnya diskusi di media sosial Tiongkok sering dikaitkan dengan politik. Tetapi, para peneliti hanya beranggapan ini hanyalah salah satu sisi “cerita” yang gagal menjelaskan inovasi di media sosial Tiongkok.
Saat ini, media sosial adalah ruang di mana warga Tiongkok menavigasi peraturan yang terus berubah dan untuk mendiskusikan segala hal mulai dari Squid Game hingga budaya kerja yang beracun.
Tiongkok adalah rumah bagi pasar media sosial terbesar di dunia, dengan perkiraan 927 juta pengguna pada tahun 2020. Lanskap ini telah mengalami perubahan dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, “Tiongkok memiliki media sosial yang juga terintegrasi secara mendalam dan mendasar dengan banyak platform lain, baik itu pembayaran, pengiriman makanan, perbankan, atau peta digital,” kata Silvia Lindtner, seorang profesor di University of Michigan.
Transformasi ini yang dimiliki oleh Tiongkok mencakup lahirnya apa yang disebut aplikasi super , platform “satu atap” yang memungkinkan pengguna dengan mudah mengambil bagian dalam berbagai aktivitas seperti berbelanja, mengirim SMS, mentransfer pembayaran, dan memesan penerbangan, tanpa harus berpindah aplikasi.
Sebagai salah satu contoh, WeChat. “WeChat digunakan untuk semuanya. Ini lebih dari sekadar aplikasi komunikasi, pembayaran, berita. Aplikasi itu adalah segalanya,” kata Daum. “Ini menjadi semacam satu ruang tersendiri. Tidak ada yang setara dengan itu di AS” (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement