Lama Baca 3 Menit

China Targetkan Daur Ulang 60 % Limbah pada 2025

25 May 2021, 14:58 WIB

China Targetkan Daur Ulang 60 % Limbah pada 2025-Image-1

Sampah di China - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Tiongkok berupaya mendaur ulang 60% limbah rumah tangga perkotaan pada 2025. Itu setelah pemerintah gagal memenuhi target 2016 - 2020, kata komisi perencanaan negara pada Kamis (13/5)

Dilansir dari Baidu.com ( 百度), sampah adalah tantangan terbesar Tiongkok. Dengan meningkatnya populasi perkotaan, sebagian besar kota-kota besar dikelilingi tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) mengatakan kapasitas penanganan sampah perkotaan mencapai 1,27 juta ton per hari tahun lalu, naik 63% dibandingkan dengan 2015, tetapi beberapa tempat masih berjuang untuk mengikuti volume sampah yang terus meningkat.

Setengah dari kota-kota Tiongkok belum membangun pabrik pembakaran limbah, dan banyak kota di wilayah tengah dan barat juga gagal memenuhi target dalam mengobati limbah berbahaya, kata NDRC sebagaimana diwartakan Reuters, Minggu (15/5/2021).

Selain menaikkan tingkat pemanfaatan sampah perkotaan menjadi 60%, Tiongkok juga akan menaikkan tingkat pembakaran menjadi sekitar 65%, naik dari 45% tahun lalu.

Tiongkok sekarang meluncurkan peraturan yang membuat orang memilah sampah mereka dan juga terus membatasi plastik sekali pakai dan limbah kemasan yang tidak dapat didaur ulang. Pihaknya juga telah melarang impor limbah asing.

Tiongkok juga telah meluncurkan berbagai skema daur ulang serta program "kota bebas limbah" yang bertujuan untuk mengatasi backlog pengolahan limbah padat yang diperkirakan mencapai 70 miliar ton pada tahun 2019.

Tiongkok berambisi untuk memimpin eksplorasi ruang angkasa. Setelah misi membawa sampel Bulan ke Bumi berhasil dilakukan, kini Tiongkok ingin membersihkan sampah ruang angkasa.

Untuk mewujudkannya, peneliti di Tiongkok mengembangkan lengan robotik kontinum yang diilhami anggota tubuh manusia. Sebagian besar robot itu dibuat dengan tautan terpisah yang terkoneksi oleh rangkaian sambungan.

Robot kontinum itu sebaliknya dapat bergerak dengan menekuk rangkaian lekukan secara terus menerus sehingga menghasilkan gerakan yang menyerupai gerak pada tentakel.

Tim peneliti dari Universitas Tianjin berhasil mengembangkan lengan robotik yang dapat digunakan untuk menghampiri dan mengumpulkan puing-puing satelit atau teknologi angkasa luar lain yang mengorbit jauh di atas bumi. (*)