Suasana pertemuan secara virtual - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Jakarta, Bolong.id – Pada 29 Oktober kemarin, Deng Xijun (邓锡军), duta besar Tiongkok untuk ASEAN, mengadakan konferensi pers secara virtual di Jakarta untuk memberikan pengarahan tentang kehadiran Perdana Menteri Li Keqiang pada rangkaian pertemuan para pemimpin kerja sama Asia Timur.
Dihadiri oleh Jakarta Post, Radio Nasional Indonesia, Metro TV, Radio Bharata, Bolong.id, Hong Kong Phoenix Satellite TV, People's Daily, Kantor Berita Xinhua, Radio dan Televisi Tiongkok Central, Layanan Berita Tiongkok, Economic Daily, lainnya dari 10 reporter media Tiongkok dan asing, termasuk Shenzhen Satellite TV dan The Paper, ikut berpartisipasi.
Dilansir dari 中国驻东盟使团 pada Jumat (29/10/2021), terkait Pertemuan Pemimpin Tiongkok-ASEAN ke-24, Dubes Deng mengatakan bahwa tujuan Pertemuan Pemimpin Tiongkok-ASEAN adalah untuk memperkuat keselarasan strategis dan merencanakan arah kerja sama. Para pemimpin kedua belah pihak bertukar pandangan tentang hasil yang bermanfaat dan arah masa depan kerja sama praktis Tiongkok-ASEAN di berbagai bidang dan tercapainya konsensus penting, terutama konsep kerjasama kerjasama win-win dan kemauan bersama untuk bekerja sama dalam memerangi pandemi dan pemulihan ekonomi akan terus melepaskan potensi kerjasama dan mempromosikan kualitas dan peningkatan hubungan antara kedua belah pihak.
Dubes Deng mengatakan bahwa Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan pada pertemuan itu bahwa Tiongkok selalu menganggap ASEAN sebagai arah prioritas diplomasi tetangga, seperti biasa, sangat mendukung pembangunan komunitas ASEAN dan posisi sentralnya dalam struktur regional, dan bersedia bekerja sama erat dengan ASEAN. Dubes Deng juga memperkenalkan secara rinci enam saran Perdana Menteri Li pada tahap selanjutnya dari kerjasama Tiongkok-ASEAN.
Dubes Deng menekankan bahwa Pertemuan Pemimpin Tiongkok-ASEAN telah mencapai hasil yang bermanfaat. Kedua belah pihak sepakat untuk membangun kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-ASEAN yang bermakna, substantif, dan saling menguntungkan. "Kerangka Pemulihan" dan "Pernyataan Bersama tentang Penguatan Kerjasama Tiongkok-ASEAN dalam Pembangunan Hijau dan Berkelanjutan."
Suasana pertemuan secara virtual - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Terkait Pertemuan Pemimpin ASEAN dan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan ke-24 (10+3), Dubes Deng mengatakan bahwa 10+3 negara merupakan tulang punggung kerja sama Asia Timur. Pada pertemuan para pemimpin ini, semua pihak memuji hasil luar biasa dari kerja sama 10+3, terutama kontribusi mereka dalam memerangi pandemi, mendorong pemulihan ekonomi regional dan pertumbuhan inklusif, dan sepakat untuk terus memperdalam kerja sama di berbagai bidang dan mempertahankan rantai industri regional, stabilitas rantai pasokan, mempromosikan kerjasama 10+3 untuk mencapai pembangunan yang lebih besar, dan memberikan kontribusi positif untuk membangun komunitas Asia Timur, mempromosikan pertumbuhan dan kemakmuran bersama Asia Timur dan dunia, dan membangun masa depan yang berkelanjutan.
Duta Besar Deng memperkenalkan secara rinci enam poin proposal Perdana Menteri Li tentang mempromosikan kerja sama 10+3. Dikatakannya, tahun depan merupakan peringatan 25 tahun peluncuran kerjasama 10+3. Tiongkok akan bekerja dengan 10+3 negara anggota untuk mempromosikan pemulihan ekonomi regional dan bersama-sama membangun ekonomi global pertumbuhan yang kuat dan Asia Timur yang lebih terbuka, inklusif dan berkelanjutan.
Mengenai KTT Asia Timur (EAS) ke-16, Duta Besar Deng memperkenalkan empat saran Perdana Menteri Li tentang menjaga perdamaian dan stabilitas regional dan mempromosikan pembangunan dan kemakmuran, serta posisi Tiongkok dalam isu-isu regional yang relevan. Dubes Deng juga membantah tudingan tak berdasar yang dibuat oleh Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan negara-negara lain dalam pertemuan itu.
Duta Besar Deng juga menjawab pertanyaan dari wartawan tentang hubungan Tiongkok-ASEAN, masalah Laut Tiongkok Selatan, tabrakan kapal selam nuklir AS di Laut Tiongkok Selatan, "Inisiatif Pembangunan Global", dan peringatan 50 tahun pemulihan kursi hukum Tiongkok di PBB. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement