Lama Baca 3 Menit

Hindari Pembengkakan Biaya, KCIC Batal Bangun Stasiun Walini untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

20 October 2021, 15:48 WIB

Hindari Pembengkakan Biaya, KCIC Batal Bangun Stasiun Walini untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung-Image-1

Stasiun Walini Gagal Dibangun - Image from katadata

Bolong.id - Perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengurangi jumlah stasiun untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Perusahaan patungan Indonesia-Tiongkok ini membatalkan pembangunan Stasiun Walini yang tadinya dicanangkan jadi salah satu tempat pemberhentian kereta cepat Jakarta-Bandung.

Mengkonfirmasi hal ini Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan total stasiun yang dibangun hanya empat yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar. "Stasiun Walini ini dihapus sementara dari rencana supaya biaya pembangunan tidak bengkak," kata Dwiyana ketika berkunjung ke Transmedia, dikutip dari Detik, Senin (18/10).

Walau begitu, Dwiyana mengatakan tak menutup kemungkinan Stasiun Walini dibangun setelah pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung rampung 100 persen. Pasalnya, sudah ada sejumlah pengembang properti (developer) yang mendekati KCIC untuk bekerja sama di lokasi pembangunan Stasiun Walini.

Proyek kereta cepat kembali menjadi sorotan publik. Hal ini lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan sederet aturan baru. Aturan itu berupa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta-Bandung.

Jokowi akhirnya mengizinkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebelumnya, pemerintah tak mengizinkan proyek itu dibiayai lewat APBN. Kemudian, Jokowi juga mengubah pimpinan konsorsium proyek dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Konsorsium ini bernama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Saat ini, PSBI sebagai konsorsium BUMN menggenggam 60 persen saham di KCIC. Sisanya, 40 persen dikempit oleh Beijing Yawan HSR Co.Ltd. Pemerintah juga menyebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak sekitar US$1,6 miliar atau setara Rp22,58 triliun (kurs Rp14.117 per dolar AS). (*)

Informasi Seputar Tiongkok