Antrian di Bandara Pudong - Image from Zhang Lifen/Sixth Tone
Shanghai, Bolong.id - Ini adalah tahun ketika ratusan ribu siswa dari Tiongkok memulai perjalanan studi mereka ke luar negeri di Amerika Serikat untuk memulai semester musim gugur mereka. Tetapi pandemi telah membuat perjalanan itu menjadi sangat sulit.
Pada hari Selasa (17/8/2021), puluhan siswa dan orang tua mereka menunggu dengan cemas di depan konter check-in di Bandara Internasional Pudong Shanghai. Beberapa penumpang telah mencapai bandara jauh lebih awal setelah mendengar antrean yang lebih panjang dari biasanya — mereka tidak ingin ketinggalan penerbangan.
Dilansir dari Sixth Tone pada Selasa (17/8/2021), seorang wanita yang tidak ingin menyebutkan namanya memberi tahu Sixth Tone bahwa putrinya akan terbang ke New York untuk tahun terakhirnya di Parsons School of Design setelah mengikuti kelas online selama setahun. Mereka berangkat pagi hari dari Ningbo untuk penerbangan sore.
Meskipun bandara tidak terlalu padat pada hari Selasa (17/8/2021), staf maskapai mengatakan mereka bekerja untuk menghindari kekacauan dengan membuka konter check-in lebih awal. Maskapai ini juga telah menerapkan sistem manajemen jalur baru untuk membuat check-in lebih nyaman.
“Agustus dan September adalah musim puncak bagi siswa internasional untuk kembali ke sekolah, dan karena COVID-19, proses check-in jauh lebih rumit dari sebelumnya,” kata juru bicara Cathay Pacific kepada Sixth Tone melalui email.
Ketika AS melonggarkan pembatasan perjalanan dan universitas memulai kelas tatap muka setelah berbulan-bulan ketidakpastian terkait pandemi, mahasiswa Tiongkok yang terjebak saat pulang ke kampung halaman tahun lalu atau mereka yang baru memulai akhirnya terbang ke tujuan mereka. Pada tahun 2020, sebanyak 372.532 siswa Tiongkok mendaftar di universitas di seluruh AS, menurut Open Doors Report on International Educational Exchange.
Zhuyuanquan mengatakan dia menunggu setidaknya empat jam untuk naik penerbangan Cathay Pacific pada 4 Agustus 2021. Setelah menunda tawarannya untuk gelar sarjana di Carnegie Mellon University di Pennsylvania selama setahun, dia telah memesan dua tiket pesawat, untuk berjaga-jaga jika dia melewatkan penerbangan.
“Saya khawatir jika saya bersentuhan dengan COVID-19 selama perjalanan dan juga khawatir apakah saya akan diizinkan naik pesawat. Saya juga sudah menyiapkan dokumen pendukung yang cukup,” katanya kepada Sixth Tone dari AS. “Saya merasa lega ketika berada di dalam pesawat.”
Meskipun antrean di bandara sibuk seperti Shanghai Pudong tidak jarang terjadi, persyaratan dokumentasi tambahan di negara kedatangan dan keberangkatan telah memperpanjang waktu check-in. Penumpang yang terbang ke AS dari Tiongkok diharuskan menunjukkan tes COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 72 jam, alamat dan kontak di tujuan akhir mereka, dan formulir pengesahan yang ditandatangani tentang status COVID-19 mereka.
Dengan frekuensi penerbangan tujuan AS dari Tiongkok masih dalam jumlah rendah, awal semester baru telah mendorong permintaan operator, termasuk Cathay Pacific dan Delta Air Lines, menurut masing-masing perusahaan. Banyak siswa naik ke penerbangan mana pun yang dapat mereka temukan, terlepas dari harga yang setinggi langit.
Di situs pemesanan Trip.com, tiket sekali jalan termurah dari Shanghai ke New York dengan dua kali transfer pada hari Jumat berharga hampir 20.000 yuan (sekitar Rp 44,4 Juta), dengan harga melonjak hingga hampir 70.000 yuan (sekitar Rp 155,3 Juta) untuk hari yang sama. Zhuyuanquan mengatakan tiketnya melalui Hong Kong berharga sekitar 20.000 yuan.
“Saya menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mendaftar ke sekolah. Saya tidak akan menyerah dengan mudah, ” kata Zhuyuanquan, merujuk pada komentar online yang mengkritik siswa karena bepergian di tengah pandemi. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
