Ilustrasi fogging nyamuk anopheles - Image from Today In 24
Beijing, Bolong.id- 30 Juni 2021 organisasi kesehatan dunia WHO mengumumkan bahwa Tiongkok memperoleh sertifikasi bebas malaria.
Direktur Jenderal WHO Todres menyampaikan ucapan selamatnya kepada Tiongkok karena telah berhasil menumpas malaria.
Keberhasilan yang diperoleh dengan susah payah bisa dicapai setelah dilakukan berbagai tindakan berkelanjutan selama beberapa dekade.
Tiongkok telah bergabung dengan banyak negara, menunjukkan kepada dunia bahwa masa depan bebas malaria adalah tujuan bisa dicapai. Saat ini, total 40 negara dan wilayah di dunia telah memperoleh sertifikasi bebas malaria dari WHO.
Dilansir dari CCTV pada Rabu (30/6/2021), pada 1940-an, Tiongkok melaporkan 30 juta kasus malaria rata-rata per tahun. WHO menunjukkan bahwa upaya Tiongkok untuk menghilangkan malaria dimulai pada tahun 1950.
Otoritas kesehatan Tiongkok berkomitmen untuk memposisikan dan menghentikan penyebaran malaria dengan menyediakan obat antimalaria untuk orang yang berisiko terjangkit malaria.
Pada tahun 1967, Tiongkok meluncurkan Proyek 523, sebuah program penelitian nasional untuk menemukan pengobatan baru untuk malaria.
Pada tahun 1970-an, artemisinin akhirnya ditemukan, yang juga merupakan obat antimalaria paling efektif saat ini.
Tiongkok telah memainkan peran yang sangat baik dalam respons terhadap malaria, dan juga telah menghasilkan efek signifikan pada skala global. Pemerintah dan masyarakat Tiongkok telah mencari cara inovatif untuk mempercepat pemberantasan malaria.
Pada 1980-an, jauh sebelum WHO merekomendasikan penggunaan kelambu untuk mengendalikan malaria, Tiongkok menjadi salah satu negara pertama di dunia yang menggunakan kelambu untuk mencegah malaria.
Pada akhir tahun 1990, jumlah kasus malaria di Tiongkok turun drastis menjadi 117.000 per tahun, dan jumlah kematian telah berkurang hingga 95%.
Dengan dukungan dana global untuk memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria, mulai tahun 2003, Tiongkok telah memperkuat pelatihan, staf, peralatan laboratorium, obat-obatan, dan pengendalian nyamuk untuk mengurangi jumlah kasus.
Pada tahun 2020, setelah melaporkan nol kasus lokal selama empat tahun berturut-turut, Tiongkok mengajukan sertifikasi ke WHO.
WHO menunjukkan bahwa kunci keberhasilan Tiongkok adalah menyediakan layanan kesehatan dasar kepada masyarakat secara gratis. Di Tiongkok, semua orang memiliki akses ke layanan diagnosis dan pengobatan malaria yang terjangkau.
Selain itu, kerjasama multi sektor yang efektif juga menjadi kunci keberhasilan.
Untuk mencegah malaria menyebar lagi di dalam negeri dari kasus impor, Tiongkok telah memperkuat pengawasan malaria di daerah berisiko tinggi dan secara aktif berpartisipasi dalam tindakan pengendalian malaria regional.
Sertifikasi eliminasi malaria adalah sertifikasi resmi WHO tentang status bebas malaria pada suatu negara. Jika negara tersebut dapat membuktikan bahwa rantai penularan malaria lokal yang disebabkan oleh Anopheles telah diblokir secara nasional setidaknya selama 3 tahun berturut-turut, WHO akan mengesahkannya.
Selain itu, negara harus membuktikan kemampuannya untuk mencegah malaria menyebar lagi. (*)
Advertisement